Fitnah SBY, Demokrat Minta Politikus PDIP Dewi Tanjung Minta Maaf

Jum'at, 09/10/2020 19:50 WIB
Politis PDIP, Dewi Tanjung. (gelora.co)

Politis PDIP, Dewi Tanjung. (gelora.co)

Jakarta, law-justice.co - Kepala Badan Hukum dan Pengamanan Partai DPP Partai Demokrat Ardy Mbalembout menyayangkan pernyataan politisi PDI Perjuangan Dewi Tanjung yang telah memfitnah dan menyudutkan mantan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Ia pun meminta Dewi Tanjung untuk segera meminta maaf.

"Seluruh kader Partai Demokrat dan masyarakat luas tidak terima dengan fitnah yang tidak berdasar tersebut. Kepada Ibu Dewi Tanjung, pernyataan terbuka Anda merupakan fitnah yang telah menyerang kehormatan Pak SBY dan Partai Demokrat. Untuk itu, saya, Ardy Mbalembout sebagai Kepala Badan Hukum dan Pengamanan DPP Partai Demokrat meminta dalam 1x24 jam agar anda menyampaikan permintaan maaf dan menarik segala fitnah dan pernyataan tersebut," ujar Adry berdasarkan keterangan resminya, Jumat (9/10/2020).

Ardy mengatakan, apabila Dewi Tanjung tidak meminta maaf secara terbuka kepada SBY dan DPP Partai Demokrat dalam kurun waktu 1X24 jam maka pihak DPP Demokrat akan melaporkannya kepada pihak yang berwajib.

"Jika tidak, kami akan melakukan pelaporan hukum atas perbuatan Ibu Dewi Tanjung," katanya.

Ardy pun mengimbau kepada seluruh kader Partai Demokrat dan masyarakat luas agar tetap menahan diri akibat pernyataan tendensius Dewi Tanjung tersebut.

"Saya juga meminta agar dapat menahan diri dalam menjaga kehormatan nama baik Bapak SBY dan Partai Demokrat," jelasnya.

Sebelumnya, politikus PDIP Dewi Tanjung menduga bahwa aksi demo tersebut dibayar oleh seseorang. Dewi menyebut pendiri Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) membayar orang untuk berdemo terkait penolakan Omnibus Law UU Cipta Kerja.

"SBY, lebih baik uangnya dipakai bikin project lagu aja, daripada buat bayar orang berdemo. uooops, Nyai keceplosan," tulis Dewi di akun Twitternya, @DTanjung15, Kamis (8/10/2020).

(Hendrik S\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar