Terpapar Covid-19, Misteri Kesembuhan Trump Masih Jadi Tanda Tanya

Rabu, 07/10/2020 22:26 WIB
Presiden AS Donald Trump (Antara)

Presiden AS Donald Trump (Antara)

Jakarta, law-justice.co - Perkembangan kondisi Presiden AS Donald Trump usai dinyatakan positif Covid-19 masih misterius, lantaran belum ada kejelasan apakah saat ini sudah sembuh atau masih sakit.

Diketahui, akhir pekan dunia dikejutkan dengan pengungkapan Trump dan istrinya Melania positif mengidap Covid-19. Sejak itu, Trump dirawat di rumah sakit dan semakin banyak pejabat senior pemerintah dan stafnya yang dinyatakan positif.

Saat ini, ada sejumlah pertanyaan penting yang masih belum terjawab. Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan ini dapat menjadi kunci untuk memahami seberapa besar kerusakan yang akan ditimbulkan Covid-19 terhadap Trump, baik terhadap kesehatannya, reputasinya, juga kedudukan politiknya.

Melansir dari detik.com, pertanyaan soal kapan Trump dites negatif Covid-19 saat ini belum terjawab. Para dokter kepresidenan mengelak dari pertanyaan itu selama tiga hari berturut-turut.

Pertanyaan ini seharusnya sederhana untuk dijawab. Alasan mengapa pertanyaan tersebut menjadi sorotan karena dengan tidak menjawabnya, ada kesan bahwa narasi resmi dari pemerintah AS mungkin tidak akurat.

Pernyataan resmi Gedung Putih adalah sang presiden mulai merasa sakit pada Kamis (1/10/1010), dinyatakan positif, dan kemudian hasilnya diumumkan dalam cuitan di akun Twitter pada larut malam itu.

Mengetahui lini masa yang tepat, termasuk kapan Trump diuji dan apa hasilnya, akan membantu memberikan kejelasan pada pertanyaan apakah Gedung Putih atau Trump pernah berusaha menyembunyikan kondisinya.

Bungkam atas pertanyaan ini bisa berarti Trump tidak dites secara teratur seperti seharusnya, atau bisa berarti ada hasil positif pada tes Covid-19 lebih awal dari pengetahuan publik.

Menambah rumit permasalahan, pada Sabtu (3/10/2020), dokter Gedung Putih, Sean Conley, mengatakan bahwa diagnosis presiden muncul "72 jam lalu", yang berarti terjadi pada Rabu (30/09), sebelum kampanye di Minnesota malam itu dan perjalanan pada hari Kamis.

Gedung Putih kemudian mengeluarkan pernyataan bahwa dokter "salah bicara" sehingga artinya presiden berada pada "hari ketiga" mengidap Covid-19.

Namun, sejumlah pakar medis berpikir kecepatan penurunan kesehatan Trump pada hari Jumat - hanya beberapa jam setelah diagnosisnya diumumkan - dapat menunjukkan bahwa presiden mungkin tertular virus lebih awal.

Gedung Putih dan tim medis sama-sama tidak memberi pernyataan yang jelas tentang kondisi Trump sebenarnya.

Pada Jumat (2/10/2020), publik diberitahu bahwa gejala presiden "ringan". Sejak itu, publik mengetahui bahwa pada hari Jumat Trump mengalami demam "tinggi" dan mengalami kesulitan bernapas yang membutuhkan bantuan oksigen.

Pada Sabtu (3/10/2020), Dr Conley mengatakan kepada wartawan bahwa presiden dalam keadaan "sangat baik" dan tim medis "sangat senang" dengan kemajuan kondisi Trump.

Segera setelah itu, Kepala Staf Mark Meadows mengatakan kepada wartawan bahwa kondisi vital presiden "sangat memprihatinkan" dan dia "tidak berada pada jalur yang jelas menuju pemulihan penuh".

Pada Minggu (4/10/2020), Conley mencoba menjelaskan perbedaan keterangan yang mencolok itu, dengan mengatakan: "Saya tidak ingin memberikan informasi apa pun yang dapat mengarahkan jalannya penyakit ke arah lain", frasa yang aneh, mengingat bahwa penyakit akan terus berjalan terlepas dari pernyataan tim medis kepada publik.

Ada hal-hal tidak biasa lainnya yang menunjukkan bahwa tim medis kurang terbuka tentang kesehatan presiden.

Misalnya, pada hari Minggu Conley mengatakan presiden, selain meminum sejumlah obat antivirus, telah diberi dexametason-steroid yang biasanya diresepkan untuk pasien Covid-19 yang "parah dan kritis".

Dia mengatakan presiden kembali mengalami penurunan kadar oksigen dalam darah pada hari Sabtu, tetapi tidak mengatakan secara jelas seberapa rendah penurunan itu.

Presiden, karena usia dan riwayat kesehatannya, berada dalam kelompok berisiko lebih tinggi terhadap komplikasi virus Corona. Karena itu sebetulnya tidak mengherankan jika para dokter memberi penanganan secara agresif untuk presiden AS ini. Namun serangkaian fakta dan penjelasan yang berubah-ubah dapat merusak kepercayaan publik terhadap pernyataan mereka.

(Hendrik S\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar