Bongkar Data Kekeliruan Klaim Jokowi, Dosen UNJ: Miris & Memalukan!

Selasa, 06/10/2020 11:44 WIB
Presiden Joko Widodo (Foto: dok. Kompas)

Presiden Joko Widodo (Foto: dok. Kompas)

Jakarta, law-justice.co - Analis Sosial Politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedilah Badrun menilai Presiden Joko Widodo (Jokowi) keliru dalam menyimpulkan jumlah kasus dan kematian akibat Covid-19 di Indonesia yang disebutnya jauh lebih baik dibanding dengan negara yang berpenduduk besar lainnya.

Selain itu, dia juga menganggap Jokowi serampangan dan keliru menyimpulkan hal tersebut.

"Kekeliruan Jokowi terlihat dari cara perbandingannya, masa perbandinganya dilihat dari jumlah kematian berbanding jumlah penduduk. Sementara tidak ada satupun negara yang jumlah penduduknya sama dengan Indonesia," ujarnya seperti melansir rmol.id, Senin 5 September 2020.

Dia pun membeberkan data jumlah penduduk terbesar di dunia menurut Worldometer (2020). Di mana, jumlah penduduk China mencapai 1,44 miliar, penduduk India mencapai 1,382 miliar, Amerika Serikat mencapai 331,3 juta penduduk. Sedangkan Indonesia 273,9 juta penduduk.

"Coba Jokowi bandingkan dengan China atau Tiongkok dengan jumlah penduduk 1,44 miliar. Yang meninggal dunia akibat Covid-19 ternyata 4.634 orang. Dengan fakta itu maka kesimpulan Jokowi jadi miris dan tentu keliru," kata Ubedilah.

Selain itu, Presiden Jokowi juga harus melihat rata-rata angka kematian dunia akibat Covid-19, kemudian melihat data Indonesia. Di mana, jumlah kematian akibat Covid-19 di wilayah perkotaan Indonesia masih berada di atas rata-rata dunia.

"Bukankah data Satgas Covid-19 Indonesia dengan jelas mengungkap bahwa rata-rata kematian karena Covid-19 di dunia adalah 3,54 persen, sementara di 51 persen wilayah Indonesia jumlah kematian akibat Covid-19 masih di atas rata-rata dunia," jelas Ubedilah.

Tak hanya itu, Jokowi juga harus melihat data rata-rata angka kesembuhan dunia saat ini, yaitu 68,12 persen. Sementara di 51 Kota di Indonesia, kesembuhannya masih di bawah rata-rata dunia.

"Moga-moga Jokowi tidak keliru lagi. Keliru terus malu dan miris juga mendengarnya. Malu kan kalau merujuk temuan Worldometer (2020), yang menempatkan Indonesia menjadi negara terburuk kelima dalam penanganan Covid-19 di antara negara dengan populasi lebih dari 50 juta jiwa," pungkas Ubedilah.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar