Sandiaga Jadi Jurkam Gibran, Novel: Turun Jadi Jongos Dinasti Politik!

Sabtu, 03/10/2020 10:39 WIB
Juru Bicara PA 212 Novel Bamukmin (MusliModerat)

Juru Bicara PA 212 Novel Bamukmin (MusliModerat)

Jakarta, law-justice.co - Wasekjen DPP PA 212, Novel Bamukmin menyoroti soal disiapkannya Sandiaga Uno untuk membantu pemenangan anak Jokowi, Gibran Rakabumingraka di pilkada Kota Solo.

Seperti diketahui, setelah mendapat penugasan dari partai untuk menjadi tim sukses mantu Presiden Joko Widodo, Bobby Nasution, yang sedang maju ke pilkada Kota Medan, Sumatera Utara, berpasangan dengan kader Gerindra Aulia Rachman, kini Sandiaga Uno disiapkan untuk membantu pemenangan di pilkada Kota Solo.

Novel yang juga Wakil Ketua Majelis Mudzakarah mengaku sangat prihatin dengan penugasan Sandiaga Uno yang akan menjadi juru kampanye anak Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, yang maju ke bursa calon wali kota Solo berpasangan dengan Teguh Prakosa.

Majelis Mudzakarah merupakan organisasi kemasyarakatan pendukung pasangan Anies Baswedan - Sandiaga Uno ketika maju pilkada Jakarta menghadapi Basuki Tjahaja Purnama - Djarot Saiful Hidayat, juga ketika Prabowo Subianto - Sandiaga Uno maju ke bursa pemilu presiden 2019 menghadapi Joko Widodo - Ma`ruf Amin.

"Untuk Sandi cuma saya prihatin saja begitu jatuh harga dirinya karena dari wagub DKI, naik derajat menjadi cawapres yang keren banget, lalu drastis turun jadi jongos sampai ikut-ikutan korbankan rakyat demi pilkada dinasti," kata Novel Bamukmin seperti melansir suara.com, Sabtu 3 Oktober 2020.

Tetapi Novel Bamukim menduga ada kepentingan tertentu sehingga menjadi alasan bagi Sandiaga bersedia ikut menjadi tim kampanye mereka.

"Mungkin lumayan kali untuk mengganti modal cawapresnya kemarin. Beda dengan Anies Baswedan, beliau mati-matian untuk menyelamtkan warganya karena beliau sadar nyawa warganya tidak bisa dirupiahkan," kata Novel.

Sementara itu, sampai hari ini, sikap PA 212 di pilkada serentak yang diagendakan berlangsung 9 Desember 2020 masih tetap sama yaitu tidak akan ikut terlibat jika tetap diselenggarakan di tengah pandemi Covid-19.

"Sampai saat ini kami PA 212 tidak akan terlibat dalam urusan pilkada maut. Sudah cukup tiga calom bupati wafat karena Covid-19, apakah pemerintah mau terus korbankan rakyatnya demi pilkada maut untuk politik dinasti," kata Novel Bamukmin.

Keterlibatan Sandiaga Uno ke pilkada Kota Solo merupakan hasil pembicaraan level tinggi.

“Untuk beliau (Sandiaga Uno) mau jadi jurkam itu kemungkinan besar iya. Karena nuwun sewu pak Ketum Partai Gerindra (Prabowo Subianto) dengan Pak Jokowi dekat. Jadi untuk bicara hal itu sudah pada level tingkat tinggi sana. Biasanya beliau langsung turun. Tapi memang sejauh ini belum ada koordinasi dengan DPC Partai Gerindra Solo,” ujar Ketua DPC Partai Gerindra Solo Ardianto Kuswinarno.

Mengenai konsep kampanye nanti, Ardianto mengatakan kemungkinan secara online untuk menghindari persebaran Covid-19. “Kemungkinan Pak Sandiaga datang ke Solo walau setelah itu kampanyenya daring,” kata dia.

Selain Sandiaga, tokoh nasional yang juga akan ikut menjadi juru kampanye Gibran-Teguh, di antaranya Megawati Soekarnoputri, Puan Maharani, dan Hasto Kristiyanto.

Hal biasa dalam politik

Masuknya tokoh-tokoh politik nasional menjadi tim pemenangan anak dan mantu Jokowi dinilai analis politik dari Indo Strategi Research And Consulting Arif Nurul Imam, merupakan hal yang biasa.

Sandiaga merupakan pengurus Partai Gerindra sehingga mau tidak mau dia mengikuti garis partainya yang mengusung pasangan Bobby dan Aulia. Aulia merupakan kader Partai Gerindra.

"Dan tentunya lagi-lagi soal kepentingan politik praktis, itu kepentingan untuk menang aja sehinga kalau bicara ideologi bisa jadi nggak relevan," kata Arif kepada Suara.com.

Dinamika yang terjadi di Kota Medan dan Kota Solo sekaligus menunjukkan bahwa fenomena politik lokal dengan politik nasional tidak sama. Di tingkat pusat -- pemilu presiden -- partai bisa berseteru, sementara di daerah mereka bisa bergandengan tangan.

"Meskipun dalam pilpres mereka berseberangan, tetapi dalam politik lokal bisa bersatu," kata Arif.

Peta politik nasional setelah pemilu presiden dan wakil presiden 2019 pun berubah, Gerindra berubah haluan menjadi pendukung pemerintahan Jokowi. Prabowo yang tadinya menjadi lawan Jokowi, kini menjadi menteri pertahanan di bawah komando Jokowi.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar