Ini Saran Dokter Tirta Terkait Pengobatan Covid-19

Minggu, 27/09/2020 17:40 WIB
dr. Tirta (Dok.dr. Tirta/Instagram)

dr. Tirta (Dok.dr. Tirta/Instagram)

Jakarta, law-justice.co - Dokter sekaligus pengusaha Tirta Mandira Hudhi mengatakan ada dua macam pasien Covid-19, yakni pasien tanpa gejala (OTG) dan pasien dengan gejala baik ringan maupun berat. Ia mengungkapkan proses penyembuhan pasien Covid-19 tanpa gejala maupun bergejala dengan mengonsumsi makanan yang tinggi protein.

"Gini, kalau OTG, dia cuma dikasih diet tinggi protein. Jadi banyak makan makanan yang banyak mengandung protein, telur putih, ikan, salmon, makan enak. Pengobatan Covid ki mangan enak. Sumpah," ujarnya melalui unggahan di akun instagramnya @dr.tirta, Minggu (27/9/2020).

"Saya lihat sendiri, pasien COVID itu dikasih makan semua enak tiga kali satu hari, gitu. Makannya enak," imbuhnya.

Selain itu, Tirta menyebut bahwa pasien OTG Covid-19 juga diberi infus RL dengan dosis 20 tpm (tetes per menit). Diketahui RL adalah ringer laktat, jenis cairan infus yang berfungsi sebagai sumber elektrolit untuk mengatasi dehidrasi.

Tirta melanjutkan, pasien juga akan diberi obat sesuai dengan keluhannya. "Terus kalau batuk dikasih obat batuk, nyeri telan dikasih obat anti nyeri telan, kalau misalkan panas dikasih paracetamol, dikasih vitamin B kompleks, sama dikasih vitamin C."

Lantas bagaimana jika pasien bergejala? Tirta menjelaskan, pemakaian obat seperti Avigan, Hidroklorokuin, Ambroksol, Salbutamol, dan lainnya diberikan pada pasien Covid-19 dengan gejala sesak napas.

"Kalau sampai pneumonia dia masuk ICU, pakai ventilator kalau gagal napas. Tapi tetap pengobatannya adalah antibiotik dosis tinggi. Jadi diharap, antibiotik dosis tinggi ini kan buat bakteri, antibiotik ini diharapkan bisa menumbuhkan tentara-tentara kita di dalam tubuh biar menang," tuturnya.

Menurutnya, diet tinggi protein tersebut mendukung meningkatnya antibodi tubuh untuk melawan virus SARS-CoV-2.

"Makanan adalah nutrisi, nutrisi penunjang antibodi. Protein ini zat pembangun antibodi paling kuat. Menjadi limfosit lalu ada Ig, Imunoglobulin M dan G. Itulah pelawan-pelawan COVID di dalam tubuh," jelasnya.

Karenanya Tirta menggaris bawahi pentingnya ketahanan pangan bagi masyarakat selain penerapan disiplin 3M (menggunakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak).

"Kalau kita cuma pakai masker tapi kita enggak makan, sama aja tetap sakit. Dasarnya udah salah. Itulah yang saya bilang, 3M memang harus dilakukan, tapi menjamin warga kita bisa makan itu juga penting."

 

(Hendrik S\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar