Soal Covid-19, AHY Kenang Keberhasilan Ayahnya Keluar dari Krisis 2008

Jum'at, 25/09/2020 23:08 WIB
Politikus Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) (Tribunnews.com)

Politikus Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) (Tribunnews.com)

Jakarta, law-justice.co - Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat (PD) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menilai krisis akibat Covid-19 tidak berbeda dengan yang terjadi pada 2008, di mana saat itu RI berhasil mengatasinya.

"Saya ingin mengingatkan sebuah fakta sejarah 12 tahun lalu. Meski ada perbedaan dari segi penyebab krisisnya, di mana krisis tahun 2008 terjadi akibat financial crash di Amerika Serikat, sedangkan krisis saat ini disebabkan oleh Covid-19 di Tiongkok," ujar AHY dalam rangka peringatan HUT ke-19 PD, dikutip dari detik.com, Jumat (25/9/2020).

"Tetapi keduanya, memiliki dampak yang sama, yakni terjadinya krisis ekonomi global. Alhamdulillah, saat itu, krisis ekonomi global tersebut, tidak sampai melumpuhkan ekonomi Indonesia, dan menyengsarakan kehidupan rakyat kita," imbuhnya.

AHY menuturkan keberhasilan Indonesia keluar dari krisis pada 2008 dikarenakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dapat membuat kebijakan pemerintah pusat dan daerah berjalan satu komando. Selain itu, sebut dia, ada dukungan dari para pelaku usaha.

"Di bawah kepemimpinan Presiden SBY dan Partai Demokrat, sebagai the ruling party, kita bersama-sama bisa keluar dari krisis itu. Saya meyakini, keluarnya Indonesia dari krisis ekonomi global tahun 2008 adalah karena bersatunya kita untuk mengatasi krisis itu, bersama-sama. Ada kesatuan komando, dan kerja sama yang baik, mulai dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, para ekonom, para pelaku dunia usaha; baik besar maupun kalangan UMKM; serta dukungan seluruh masyarakat," papar AHY.

AHY mengatakan pemerintahan SBY saat krisis 2008 bisa membuat bisnis di RI tetap berjalan. Dia pun yakin pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat ini bisa menyelamatkan Indonesia dari krisis.

"Melalui keep buying strategy kita bisa menahan jatuh bebasnya demand, sehingga bisnis tetap bisa bergerak. Golongan miskin, dan kurang mampu, dibantu melalui BLT, bantuan langsung tunai, sehingga masih bisa memenuhi kebutuhan sehari-harinya," tutur AHY.

"Dunia usaha, juga dibantu untuk mencegah gelombang PHK besar-besaran. Kebijakan stimulus fiskal juga mampu menjaga kepercayaan pasar di Indonesia. Saya yakin, bahwa sekarang pun, kita bisa melakukan hal yang sama," sambung dia.

Seperti diketahui, Kementerian Keuangan telah memproyeksikan bahwa pertumbuhan ekonomi RI kuartal III-2020 bisa minus 2,9% sampai minus 1,0%. Kuartal sebelumnya, ekonomi RI sudah minus 5,32%. Bila capaian ekonomi RI kuartal III-2020 nanti tak jauh berbeda dari proyeksi Kemenkeu, maka bisa dipastikan RI masuk jurang resesi

(Hendrik S\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar