Ternyata Lansia & Penderita Penyakit Ini Banyak Meninggal karena Covid

Selasa, 22/09/2020 21:24 WIB
Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Doni Monardo (Beritasatu)

Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Doni Monardo (Beritasatu)

Jakarta, law-justice.co - Tak dapat dipungkiri bahwa kebanyakan pasien Covid-19 yang meninggal dunia berasal dari kelompok usia lanjut (lansia). Namun, sebenarnya bukan hanya lansia, karena penderita komorbiditas juga menjadi kelompok yang sangat rentan.

Hal itu disampaikan oleh Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Letnan Jenderal (Letjen) TNI Doni Monardo. Karena itu dia menyatakan bahwa pihaknya memprioritaskan perlindungan terhadap kelompok rentan di masa pandemi akibat virus corona jenis baru.

“Lansia yang usianya di atas 60 tahun angka kematiannya tinggi,” kata Doni dalam rapat kerja dengan Komisi VIII DPR seperti dilansir rmol.id, Selasa (21/9/2020).

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) itu juga menyodorkan data tentang penderita komorbiditas yang meninggal dunia akibat Covid-19. Angkanya di kisaran 80-85 persen. Doni menjeelaskan, data di Jawa Timur menunjukkan 91,9 persen korban jiwa akibat Covid-19 merupakan penderita komorbiditas.

"Yang tertinggi adalah mereka yang memiliki diabetes,” ujarnya.

Mantan Danjen Kopassus TNI AD itu menambahkan, target kedua Satgas Covid-19 ialah menekan laju kasus baru, meningkatkan kesembuhan, dan menurunkan kematian.

Adapun target ketiganya ialah meningkatkan 3T, yakni testing (pengujian), tracing (pelacakan), serta treatmen (pengobatan). Doni menuturkan, target dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) tentang pemeriksaan 30 ribu spesimen ribu per hari sudah terpenuhi.

Namun, Indonesia belum mencapai target testing 1.000 spesimen per 1 juta penduduk setiap minggu sebagaimana target Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

“Kami menuju angka yang lebih baik untuk bisa mendapatkan angka pemeriksan per orang per hari 38 ribu. Itu idealnya sesuai standar WHO, satu orang per seribu penduduk untuk memeriksa spesimen,” kata Doni.

Target keempat menciptakan kondusivitas untuk pelaksanaan vaksinasi nasional. Target kelima memastikan ketersediaan alat pelindung diri (APD) dan reagen di semua provinsi, bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Target keenam, melakukan sosialisasi masif tentang protokol kesehatan. Ketujuh, perubahan perilaku sampai tingkat desa, RW dan RT. Kedelapan, meningkatan interoperabilitas data. Doni mengklaim angka kasus aktif Covid-19 hari ini berkurang dari minggu sebelumnya.

"Dari 25 persen menjadi 23,6 persen dari total kasus terkonfirmasi secara nasional," kata Doni.

Selain itu, angka kesembuhan terus mengalami kenaikan menjadi 75,5 persen. Pemerintah, kata Doni, juga terus menekan angka kematian yang saat ini sudah mencapai 3,9 persen. Namun, angka kematian ini masih sedikit lebih tinggi di atas global 3,1 persen.

"Pada awal terjadi (Covid-19), angka kematian kita termasuk yang tertinggi di dunia mencapai 9 persen. Ini bisa ditekan sampai 3,9 persen," ungkap mantan Pangdam Siliwangi itu.

Doni menjelaskan, data Rumah Sakit Persahabatan memperlihatkan pada umumnya kasus kematian pasien terjadi pada pasien yang datang ke RS sudah dalam keadaan gejala berat dan kritis.
“Apabila kondisi ini kemudian dialami pasien yang memiliki komorbid, maka sangat kecil kemugkinan penanganan medis dapat menyelamatkan jiwa,” kata Doni.

Menurut Doni, persoalan ini perlu menjadi perhatian bersama. Oleh karena itu, kata dia, kelompok rentan harus dipisahkan dari kelompok muda yang beropensi menjadi carrier atau yang lebih dikenal dengan istilah orang tanpa gejala (OTG).

 

(Nikolaus Tolen\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar