Gara-gara Beritakan Erdogan, Situs Media Yunani Diretas
ilustrasi hacker (pixabay)
Jakarta, law-justice.co - Situs web koran Yunani, Dimokratia News, menghina Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan diretas. Diduga peretasan itu dilakukan lantaran setelah media tersebut menerbitkan tajuk utama terkait Erdogan.
Pada Sabtu (19/9/2020) pagi, beranda situs web Dimokratia News diganti dengan pesan berbahasa Turki yang berbunyi "Orang Turki ada di sini, di mana Anda?"
Pada tengah hari waktu Turki, pesan tersebut telah dihapus. Namun situs webnya masih tidak aktif yang dilansir dari Kompas.com, Sabtu (19/9/2020).
Diwartakan sebelumnya, Kementerian Luar Negeri Turki telah memanggil duta besar Yunani, atas kasus tajuk utama yang diterbitkan oleh koran Dimokratia News.
Tajuk utama itu juga terpampang di situs web Dimokratia News.
Judul "Siktir Git Mr Erdogan" yang berarti "enyahlah" dalam bahasa Turki, terpasang di sebelah foto Erdogan dan ada juga terjemahan bahasa Inggrisnya.
"Atas nama pemerintah Turki, saya mengecam dengan tegas publikasi penghinaan yang ditujukan kepada presiden kami... di halaman depan sebuah koran ekstrem kanan," tulis Fahrettin Altun, Direktur Komunikasi Kepresidenan Turki, dalam sebuah surat yang ditujukan kepada Juru Bicara Pemerintah Yunani Stelios Petsas.
Diberitakan AFP, Altun juga mendesak Yunani menunjukkan pertanggungjawaban atas tindakan yang dia sebut sebagai "tidak tahu malu" itu.
Baca juga: Ribut Lagi, Erdogan Olok-olok Presiden Perancis Tidak Becus Urus Negara
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Yunani pada Jumat (18/9/2020) mengatakan, kebebasan berekspresi dan pers sepenuhnya dilindungi di Yunani.
Namun, pihaknya juga menggarisbawahi bahwa penggunaan bahasa ofensif bertentangan dengan budaya politik Yunani dan dikecam.
Kedua negara anggota NATO tersebut terlibat perselisihan sengit tentang eksplorasi energi di perairan yang diperebutkan di Mediterania Timur.
Pengerahan kapal penelitian Turki bulan lalu membuat para negara tetangganya melakukan latihan militer baik dari matra angkatan laut maupun angkatan udara, di perairan strategis antara Siprus dan Pulau Kreta, Yunani.
Akhir pekan lalu Ankara menarik kapal penelitian tersebut kembali ke pantai untuk dilakukan perawatan dan pengisian bahan bakar setelah menjalani misi selama satu bulan.
Komentar