Benda Berharga Partai Komunis China Seharga Rp7,6 T Digondol Maling

Jum'at, 18/09/2020 06:49 WIB
70 Tahun Berkuasa, Partai Komunis China Himpun Banyak Ketakutan (Detik)

70 Tahun Berkuasa, Partai Komunis China Himpun Banyak Ketakutan (Detik)

Jakarta, law-justice.co - Sumber kepolisian Hong Kong menyebut terjadi aksi pencurian koleksi prangko dan kaligrafi senilai HKD4 miliar (sekira Rp7,6 triliun) di siang hari.

Menurut keterangan seorang sumber seperti melansir okezone.com, pencuri menyatroni sebuah apartemen milik kolektor China Fu Chunxiao di Distrik Kowloon yang ramai pada Rabu (15/9/2020), dan hanya membutuhkan dua jam untuk membawa pergi koleksi berharga itu.

Fu sendiri mengatakan barang-barang yang diambil dari apartemennya "sangat berharga" dan saat ini pikirannya sedang kalut karena pencurian itu.

"Saya mendapat pukulan besar dan saya merasa sangat sedih," kata Fu dari rumahnya di China daratan.

"Barang-barang yang hilang memang tidak ternilai harganya, tapi saya tidak bisa mengatakan secara rinci barang apa yang sekarang ini, karena pikiran saya sedang berpacu.

Menurut sumber polisi, Fu mengatakan kepada penyelidik bahwa sekitar HKD4 miliar barang berharga telah diambil dari flatnya di Nathan Road di Yau Ma Tei, setelah dia diberitahu tentang pembobolan itu oleh polisi.

Di antara koleksi yang konon diambil, yang paling berharga adalah puisi kaligrafi setinggi dua meter karya mantan pemimpin China Mao Zedong, yang diyakini diperkirakan bernilai HKD2 miliar.

Barang curian lainnya adalah perangko China dengan kata-kata: "Seluruh negeri berwarna merah".

Barang filateli langka itu dirilis pada 1968, dan satu dari sembilan yang diyakini tersisa dilelang seharga 13,8 juta yuan (sekira Rp30,2 miliar) pada 2018, menjadikannya salah satu prangko termahal di dunia pada saat itu.

Fu terkenal karena "koleksi revolusioner"-nya dan merupakan anggota dari Komunitas Filateli Hong Kong. Dia pernah menyelenggarakan pameran prangko Mao 2018 di Hong Kong, di mana dia memamerkan lebih dari 200 item dari koleksinya.

Sumber kepolisian mengatakan, Fu sedang berada di China daratan pada 10 September saat pencurian terjadi.

Para pencuri masuk ke gedung tempat tinggal 16 lantai itu, membuka gerbang besi dan menerobos pintu kayu untuk masuk ke dalam apartemen, sebelum kabur melalui rute yang sama dengan barang-barang tersebut.

(Ade Irmansyah\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar