Cermati Dulu 7 Kabar Pasar saat Ini Sebelum Kamu Lakukan Trading

Kamis, 17/09/2020 09:40 WIB
Karyawan melintas di dekat monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta - (ANTARA)

Karyawan melintas di dekat monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta - (ANTARA)

Jakarta, law-justice.co - Pada perdagangan Selasa 15 September 2020 kemarin, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup anjlok 1,18% di level 5.100,86 akibat kontraksi impor yang lebih buruk dari perkiraan pasar.

Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi jual bersih sebanyak Rp 1 triliun di pasar reguler dengan nilai transaksi menyentuh Rp 7,9 triliun.

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan angka impor Indonesia pada Agustus 2020 senilai US$ 10,74 miliar atau turun 24,2% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/YoY).

Penurunan impor mengindikasikan bahwa permintaan bahan baku dan barang modal untuk keperluan manufaktur di dalam negeri masih melemah, mengingat lebih dari 80% impor nasional merupakan impor barang non-konsumtif.

Kontraksi impor tersebut lebih buruk dari konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia di mana impor diperkirakan turun 18,8% (YoY). Konsensus pasar versi Reuters memperkirakan kontraksi sebesar 20,6% (YoY).

Selain kabar tersebut, simak juga peristiwa emiten yang terjadi sepanjang perdagangan kemarin untuk mencermati trading Rabu 16 September 2020 kemarin seperti melansir cnbcindonesia.com.

1. PSBB Ketat Anies, Moody`s Keluarkan Ramalan Jelek Properti!

Lembaga pemeringkat global, Moody`s Investor Service, memperkirakan jika Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) akan diperpanjang melebihi jangka waktu 2 minggu sejak 14 September, maka menjadi sinyal bahwa pemulihan sektor properti yang diprediksi terjadi pada paruh kedua tidak akan terjadi.

"Jika penguncian [PSBB] diperpanjang melebihi jangka waktu 2 minggu, itu akan menggagalkan ekspektasi kami saat ini akan pemulihan pendapatan bertahap untuk perusahaan properti mulai dari paruh kedua tahun 2020," kata Jacintha Poh, Vice President - Senior Credit Officer Moody`s, dalam pernyataan resminya, Selasa (15/9/2020).

2. Gegara Pandemi, 11 Proyek Wika Gedung Setop Sementara

PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE) atau Wika Gedung, anak usaha PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), melaporkan perkembangan terbaru dampak dari pandemi Covid-19 yang menghantam sektor-sektor di Tanah Air, termasuk konstruksi.

Syailendra Ogan, Direktur Keuangan, Human Capital, Manajemen Risiko Wika Gedung, mengatakan ada pemberhentian operasional terjadi pada 11 proyek dari total 58 proyek yang dikerjakan atau 19% dari total berdasarkan data 31 Agustus 2020.

"Untuk pembatasan operasional, diterapkan kepada karyawan kantor pusat yang dilakukan dengan presentase karyawan WFH (Work From Home) sebesar 80% dan WAO (Work at Office) sebesar 20%," katanya, dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (15/9/2020).

3. Usai Dilego Albizia Asean, Begini Kondisi Bisnis Pizza Hut

Manajemen pengelola waralaba restoran Pizza Hut Indonesia, yakni PT Sarimelati Kencana Tbk (PZZA), mengungkapkan perkembangan bisnis perusahaan di tengah pandemi Covid-19.

Kurniadi Sulistyomo, Corporate Secretary PZZA, mengatakan perseroan masih melakukan pembatasan waktu dan jam untuk kegiatan usaha dan operasional outlet restoran serta pembatasan kapasitas tempat duduk (dine-in) di berbagai wilayah kabupaten atau kotamadya di Indonesia.

Namun, sampai saat ini perseroan belum melakukan PHK (pemutusan hubungan kerja), pemotongan gaji atau perumahan karyawan.

4. Ada Longsor! Merdeka Copper Setop Sementara Tambang Emas

Emiten pertambangan emas, PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) menghentikan sementara aktivitas produksi di Proyek Tambang Tujuh Bukit, Banyuwangi, Jawa Timur.

Presiden Direktur MDKA, Tri Boewono menyampaikan, padpada Sabtu, 12 September 2020. Sebagai tindakan pencegahan, karyawan dan peralatan tambang dievakuasi.

"Produksi dihentikan sementara, tapi ekstraksi terus kita produksi," kata Tri, dalam paparan publik tahunan 2020 secara daring, Selasa (15/9/2020).

5. Gerak Liar & Meroket 160%, Saham Trinitan Metals Disuspen BEI

Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara (suspensi) perdagangan saham PT Trinitan Metals and Minerals Tbk. (PURE), dalam rangka cooling down sehubungan dengan terjadinya peningkatan harga kumulatif yang signifikan.

Selain saham, suspensi juga berlaku bagi Waran Seri I PT Trinitan Metals And Minerals Tbk. (PURE-W), mulai perdagangan Selasa ini (15/9/2020) sampai waktu yang belum ditentukan.

"Penghentian sementara perdagangan saham dan waran tersebut dilakukan di pasar reguler dan pasar tunai, dengan tujuan untuk memberikan waktu yang memadai bagi pelaku pasar untuk mempertimbangkan secara matang berdasarkan informasi yang ada dalam setiap pengambilan keputusan investasi di saham dan waran PURE," tulis manajemen BEI, dalam pengumumannya, dikutip Selasa (15/9).

6. Erick Thohir: Kimia Farma Sudah Produksi Avigan, Setop Impor!

Anak usaha PT Bio Farma (Persero), PT Kimia Farma Tbk (KAEF) telah mampu melakukan produksi favipiravir dengan merek jual Avigan di dalam negeri. Obat ini merupakan salah satu obat yang dijadikan sebagai terapi penyembuhan untuk pasien Covid-19.

Favipiravir adalah sejenis obat antivirus yang digunakan untuk mengatasi beberapa jenis virus tertentu seperti influenza. Hal ini disampaikan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sekaligus Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Erick Thohir dalam acara webinar yang digelar Selasa (15/9/2020).

"Kimia Farma sudah bisa produksi Avigan, yang selama ini impor. Masuk kategori favipiravir, [kini Kimia Farma] sudah bisa buat sendiri," kata Erick.

7. Listing di Papan Akselerasi, Saham Planet Properindo Melesat!

Perusahaan yang bergerak di bisnis properti, akomodasi dan manajemen perhotelan, PT Planet Properindo Jaya Tbk (PLAN) resmi mencatatkan saham perdana (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa, 15 September 2020.

Perseroan menjadi emiten ke-46 yang tercatat di tahun ini.

Emiten bersandi PLAN ini melepas sebanyak 267,85 juta saham baru atau setara 30% dari modal disetor dan ditempatkan perseroan dengan harga penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) Rp 112 per saham dan menunjuk PT Indo Capital Sekuritas selaku penjamin emisi efek.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar