Fahri: Peristiwa Penusukan Berulang Diduga untuk Tutupi Suatu Isu!

Selasa, 15/09/2020 10:34 WIB
Wakil Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia, Fahri Hamzah. (detik).

Wakil Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia, Fahri Hamzah. (detik).

Jakarta, law-justice.co - Ulama besar, Syekh Ali Jaber menjadi korban penusukan orang tak dikenal saat tengah mengisi pengajian di Masjid Fallahudin, Lampung pada 13 September 2020 kemarin.

Kejadian tersebut, membuat Fahri Hamzah tulis surat terbuka kepada pihak Mabes Polri dan membandingkan dengan kasus penusukan Wiranto di Banten.

Beberapa peristiwa penusukan dalam satu tahun terakhir ini, menurut Fahri, selalu terjadi dan seperti berulang. Bahkan, Fahri Hamzah mengungkapkan jika beberapa pihak menilai peristiwa semacam ini sebagai `pengalihan isu` yang dilakukan untuk menutupi kasus lain.

"Ada tuduhan sebagian kalangan bahwa peristiwa seperti ini adalah semacam `interupsi` rutin yang dilakukan agar peristiwa lain tertutup," tutur Fahri Hamzah, yang diunggah di laman Twitter resmi miliknya, @Fahrihamzah.

"Yth Mabes Polri,(@DivHumas_Polri). Penikaman Syaikh Ali Jaber adalah momen penting untuk membuka terang apa sebetulnya yg membuat peristiwa seperti ini berulang?," tulisnya.

Di zaman yang seperti ini, Fahri Hamzah menilai orang bisa dengan bebas membuat persepsi, namun kembali tugas aparat hukum yang bertugas membuka kebenaran yang terjadi.

"Tapi tugas aparat hukum negara adalah membuka apa sebenarnya yang terjadi. Jangan ada sisi gelap lagi," kata Fahri Hamzah dalam unggahan miliknya.

Menurutnya peristiwa penusukan yang terjadi sangat memprihatinkan ulama seperti Syekh Ali Jaber yang menyampaikan pesan damai dan persatuan saja bisa menjadi korban.

"Pelaku harus diperiksa tuntas (termasuk oleh psikolog), jika ada dalang maka pun harus menerima akibat dari perbuatannya yang jahat ini," tulisnya.

Dia kemudian membandingkan dengan kasus penusukan Wiranto pada tahun 2019. Fahri Hamzah mengatakan kejadian tersebut bisa dengan mudah di buat plot bahwa pelaku merupakan `simpatisan kaum radikal` atau yang lainnya.

Namun, berbeda dengan kasus yang penusukan yang terjadi kepada Syekh Ali Jaber, menurutnya penting bagi semua untuk memeriksa motif dari pelaku.

"Tapi bagaimana dengan Syaikh Ali Jaber? Apakah motif pelaku? Bisakah kita mendengar wawancara terbuka?," tanya Fahri Hamzah kepada tim Mabes Polri.

Fahri Hamzah mengatakan banyak ulama yang memilki jumlah pengikut yang banya termasuk Syekh Ali Jaber yang membina para hafiz qur`an dan pengajian di seluruh Indonesia.

"Serangan fisik kepada beliau adalah peritiwa yang rawan dengan reaksi balasan. Maka harus ada kejelasan dan pejelasan luas," tuturnya.

Dalam unggahan terebut, Fahri Hamzah juga meminta kepada pihak keamaan agar proses keseluruhan terkait penusukan terhadap Syekh Ali Jaber dilakukan secara terbuka untuk menjadi pelajaran.

"Semoga para ulama dan pembimbing ummat dan bangsa khususnya Syaikh Ali Jaber diberikan kesabaran dan ketabahan. Amin YRA. #SyaikhAliJaber," tulisnya.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar