Haris Rusly: Era Jokowi & LBP, Cengkeraman China Makin Membahayakan!

Selasa, 15/09/2020 08:23 WIB
Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan dan Presiden Jokowi. (Demokrasi news)

Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan dan Presiden Jokowi. (Demokrasi news)

Jakarta, law-justice.co - Aktivis Petisi `28, Haris Rusly Moti menyebut, dominasi asing, khususnya China di berbagai sektor di Indonesia bukan lagi menjadi barang baru.

Kata dia, mulai dari sektor tambang hingga soal utang negara tak lepas dari keterlibatan negara berjuluk negeri tirai bambu itu.

Yang lebih membuat gerah kata dia, dewasa ini banyak pejabat yang secara terang-terangan membela kepentingan China di Bumi Pertiwi.

"Sobat, aku bingung dengan sejumlah pejabat negara yang begitu vokal bela kepentingan RRC (China) di Indonesia. Padahal mereka disumpah bela Indonesia," katanya lewat akun twitter pribadinya, Senin 14 September 2020.

Meski tak menjelaskan sosok yang dimaksud, masyarakat bisa melihat dengan jelas keberadaan China yang belakangan makin mendominasi di Indonesia.

"Di era Presiden Joko Widodo dan LBP (Luhut Binsar Panjaitan/Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi), dominasi RRC di dalam ekonomi, tambang, dan telekomunikasi mulai mencengkeram dan sangat membahayakan. Waspada!" tandasnya.

Merujuk pernyataan Haris Rusly Moti, China memang tercatat sebagai negara pemberi utang bagi Indonesia.

Setidaknya, China tercatat menjadi negara pemberi utang terbanyak nomor empat setelah Singapura, Jepang, dan Amerika Serikat.

Per Mei 2020, setidaknya ULN pemerintah Indonesia ke China mencapai 1,78 miliar dolar AS, sementara ULN sektor swastanya mencapai 18,3 miliar dolar AS.

Sehingga secara total ULN RI ke Negeri Tirai Bambu mencapai 20,1 miliar dolar AS.

China juga melebarkan sayapnya dalam bidang pertambangan Indonesia, khususnya batu bara.

Bukan tanpa alasan, China merupakan negara yang paling banyak mengonsumsi batu bara, yakni mencapai 1.907 MTOE per tahun.

Sedangkan di sektor telekomunikasi, belum lama ini PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) menggandeng Alibaba Cloud dengan dalih mempercepat digitalisasi di Indonesia.

 

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar