Anies Terapkan PSBB Total, Masinton: Jakarta Dipimpin Zombie yang NATO

Jum'at, 11/09/2020 13:57 WIB
Anggota Komisi III DPR dari PDIP Masinton Pasaribu (Medcom)

Anggota Komisi III DPR dari PDIP Masinton Pasaribu (Medcom)

Jakarta, law-justice.co - Langkah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) total tanpa koordinasi terlebih dahulu dengan pemerintah pusat disindir keras oleh Masinton Pasaribu. Menurut anggota DPR RI dari PDIP itu, banyak warga yang keberatan dan kecewa dengan keputusan Anies tersebut.

Dia bahkan menyebut Jakarta saat ini sedang dipimpin zombie yang tak bekerja tetapi terus berbicara.

"Keputusan Gubernur DKI Jakarta memberlakukan kembali PSBB di Jakarta untuk fase yang keempat kali ini sangat meresahkan warga Jakarta, khususnya masyarakat kecil yang selama ini hidup dari sektor informal dan berpenghasilan pas-pasan, serta anak-anak muda produktif dan kreatif," katanya seperti dikutip dari jpnn.com, Jumat (11/9/2020).

Pemerintah Provinsi DKI Jakartasendiri telah mengeluarkan tiga kebijakan PSBB yang diberlakukan sejak 10 April 2020 sampai 23 April 2020. Selanjutnya pemberlakuan PSBB diperpanjang selama 28 hari dari 23 April sampai 22 Mei 2020.

Adapun fase ketiga dimulai dari 22 Mei sampai 4 Juni 2020. Selanjutnya, Pemprov DKI mulai 5 Juni 2020 memberlakukan PSBB transisi.

Pemprov DKI lantas berencana mencabut PSBB transisi. Selanjutnya, PSBB ketat akan berlaku mulai pekan depan guna menekan pertambahan kasus Covid-19.

"Namun Provinsi DKI Jakarta masih menduduki posisi pertama dalam jumlah penambahan kasus positif yang paling banyak secara nasional," lanjut Masinton.

Dia menilai kebijakan Anies selama ini dalam penanggulangan pandemi Covid-19 tidak tepat. Menurutnya, warga khususnya pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang mulai berbenah saat masa transisi bakal kembali terpuruk oleh PSBB ketat.

"Sekarang pelaku UMKM ini merasa terhempas kembali dengan keputusan Gubernur DKI Jakarta yang memberlakukan kembali PSBB fase keempat ini," tegasnya.

Gubernur Anies, lanjut Masinton, semestinya meniru Provinsi Jawa Barat yang mampu menekan jumlah kasus baru Covid-19 sejak Juni 2020 dengan menerapkan pembatasan sosial berskala mikro (PSBM) dengan memberdayakan seluruh aparatur pemerintahan dan hingga tingkat desa.

Dengan pola itu, Jabar juga melibatkan ibu-ibu PKK yang mendirikan dapur umum guna menyuplai makanan ke rumah-rumah warga di desa yang memberlakukan PSBM. Oleh karena itu Masinton menegaskan, PSBM lebih tepat ketimbang PSBB.

"Penerapan PSBB kembali secara sepihak oleh Gubernur DKI akan menghilangkan roh kota metropolitan Jakarta menjadi kota zombi, kota metropolitan tanpa roh metropolis. Atau mungkin Jakarta sedang dipimpin zombie yang kerja dengan kata tanpa aksi nyata alias NATO (no action talk only)," tutupnya.

 

(Nikolaus Tolen\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar