Sangat Menyakitkan, MUI Minta Pernyataan Menag Fachrul Ditarik

Jum'at, 04/09/2020 16:22 WIB
Menag Fachrul Razi diminta MUI tarik pernyataannya tentang paham radikal (Tirto.id)

Menag Fachrul Razi diminta MUI tarik pernyataannya tentang paham radikal (Tirto.id)

Jakarta, law-justice.co - Pernyataan Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi yang mengatakan paham radikal masuk melalui orang berpenampilan menarik atau good looking dan memiliki kemampuan agama yang baik dinilai Majelis Ulama Indonesia (MUI) sangat menyakitkan. Oleh karena itu, MUI meminta agar pernyataan itu ditarik.

"MUI minta agar Menag menarik semua tuduhannya yang tak mendasar karena itu sangat menyakitkan dan mencederai perasaan umat Islam yang sudah punya andil besar dalam memerdekakan negara ini dan mengisi kemerdekaan dengan karya nyata," kata Wakil Ketua MUI, Muhyiddin Junaidi seperti dikutip dari detikcom, Jumat (4/9/2020).

Muhyiddin lantas menyinggung pemahaman Menag Fachrul Razi tentang isu-isu radikal. Jangan sampai, kata Muhyiddin, Fachrul mendukung para pihak yang mempunyai agenda terselubung.

"Pernyataan tersebut justru menunjukkan ketidakpahaman Menag dan data yang tak akurat diterimanya. Seakan yang radikal itu hanya umat Islam dan para huffaz Al-Qur`an. Seharusnya Menag yang berlatar belakang militer lebih mengerti tentang peran umat Islam Indonesia dan menjadikannya sebagai rujukan untuk menciptakan stabilitas nasional, persatuan dan kemajuan di tengah kebinekatunggalikaan," katanya.

"Menag harus banyak baca literatur yang benar, bukan ceramah yang disiapkan oleh pihak yang sengaja punya hidden agenda di negeri ini. Seharusnya ia berterima kasih dan membantu semua pihak yang mendorong proses islamisasi di kalangan generasi muda dan ghirah umat Islam yang ingin menghafal Al-Qur`an," sambung Muhyiddin.

Ketua Hubungan Kerja Sama Internasional PP Muhammadiyah itu juga menyindir Fachrul yang dianggap kerap menyudutkan umat Islam sejak menjabat Menag. Padahal, kata Muhyiddin, ada pengikut agama lain juga yang melakukan gerakan radikal.

"Menag tak boleh mengeneralisir satu kasus yang ditemukan dalam masyarakat sebagai perilaku mayoritas umat Islam. Sejak jadi Menag, yang dijadikan kambinghitamkan adalah umat Islam. Ia sama sekali tak pernah menyinggung pengikut agama lain melakukan kerusakan bahkan menjadikan rumah ibadah sebagai tempat untuk mengkader para generasi anti-NKRI dan separatis radikalis yang jelas musuh bersama. Menag menghilangkan semua stigma negatif tentang umat Islam yang beramar makruf dan nahi munkar demi tegaknya keadilan dan kebenaran di negeri ini," tutur Muhyiddin.

 

(Nikolaus Tolen\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar