3 Ekonom Prediksi Indonesia Masuk Jurang Resesi

Rabu, 02/09/2020 23:22 WIB
Ilustrasi Resesi (Dakwatuna.com)

Ilustrasi Resesi (Dakwatuna.com)

Jakarta, law-justice.co - Pertumbuhan ekonomi negatif 5,32% year on year (yoy) di kuartal II-2020, ekonomi di kuartal III-2020 akan jadi penentu resesi. Resesi ekonomi pun berada di depan mata.

Ekonom Institute for Development on Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati mengatakan, sudah pasti ekonomi di kuartal III-2020 berada di level negatif dan ekonomi Indonesia resesi. Namun, lebih baik daripada realisasi pada kuartal sebelumnya.

"Tapi jangan takut dengan resesi. Asal kuartal III-2020 negatifnya tidak melebihi minus 5%. Pemerintah harus kasih doping baik dari sisi permintaan dan penawaran," ujar Enny, dikutip dari Kontan.co.id, Rabu (2/9/2020).

Hanya saja, perlu intervensi lebih dari pemerintah baik dari percepatan penyaluran perlindungan sosial dan dukungan kepada Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Selain itu percepatan stimulus ke sektor rill.

Meski begitu, Enny bilang untuk menjaga daya beli masyarakat kelas menengah seharusnya pemerintah bisa ambil alih untuk segera menstabilisasi harga seperti bahan pokok dan menurunkan tagihan listrik, serta iuran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan.

Kata Enny, bila ekonomi di kuartal III-2020 tidak sedalam kuartal II-2020, maka mengindikasikan pemulihan ekonomi. Sehingga masih ada harapan ekonomi Indonesia bisa pulih di tahun depan. Enny memprediksi ekonomi dalam negeri minus 2% di akhir tahun ini.

Sejalan, Ekonom Indo Premier Luthfi Ridho menilai, resesi ekonomi akan tergantung pada realisasi penyaluran program PEN pada September ini. Sebab, sampai dengan 24 Agustus 2020, baru sebesar Rp 174,79 atau setara 25,1% dari pagu sebesar Rp 695,2 triliun.

"Jadi kuncinya di September. Tapi, kalau Menkeu bilang kuartal III-2020 negatif, berarti menganggap di bulan September program PEN masih lambat penyerapannya," kata Luthfi.

Nah, di kuartal IV-2020, Luthfi menyampaikan pemerintah harus fokus untuk menyalurkan likuiditas berlebih di sektor financial ke sektor rill. Bila stimulus itu berjalan tepat sasar dan cepat, Luthfi optimistis pertumbuhan ekonom tahun ini positif 0,4%.

"Jadi likuiditas perbankan digenjot untuk masuk ke kredit swasta nasional, ketimbang dimasukan ke operasi pasar terbukanya Bank Indonesia (BI). Ini supaya perekonomiannya jalan lagi," jelas Luthfi.

Kepala Ekonom Center of Reform on Economics Piter Abdullah mengatakan, pertumbuhan ekonomi di kuartal III-2020 diperkirakan akan tumbuh negatif. Namun relatif lebih baik daripada realisasi di kuartal II-2020.

Piter memprediksi ekonomi Indonesia di kuartal III-2020 sebesar 3%. Lebih baik dari pada April-Juni lalu, dengan ditunjukannya perbaikan bermacam indikator seperti manufaktur, pasar keuangan, dan harga komorditas.

"Lebih baik dibandingkan kuartal II-2020 yang minus 5,32%. Artinya kebijakan pemerintah efektif memperbaiki perekonomian," kata Piter.

Namun demikian, sampai dengan akhir tahun ini yakni periode kuartal IV-2020 dia memperkirakan pertumbuhan ekonomi masih berada di zona merah, apabila pandemic Covid-19 belum bisa ditangai. Proyeksi, Piter pertumbuhan ekonomi 2020 sebesar minus 2%.

(Hendrik S\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar