Pakar UI Sindir Jokowi Soal Cara Pemakaian Masker

Senin, 31/08/2020 14:46 WIB
Cara pemakaian masker Presiden Jokowi dikritik pakar UI (detikcom)

Cara pemakaian masker Presiden Jokowi dikritik pakar UI (detikcom)

Jakarta, law-justice.co - Presiden Joko Widodo atau Jokowi kerap menyuruh atau meminta masyarakat untuk menggunakan masker dengan benar selama pandemi covid-19. Namun, nyatanya, Presiden Jokowi sendiri dinilai kerap salah saat memakai masker.

Hal itu disampaikan oleh Epidemiolog Universitas Indonesia Dr Pandu Riono yang juga menyindir para pejabat dan selebriti.

"Saya sangat sayangkan selebriti, pejabat bahkan presiden yang tidak menggunakan masker dengan baik. Sementara mereka ini dilihat dan dicontoh masyarakat," kata Pandu seperti dikutip dari jpnn.com, Senin (31/8/2020).

Masyarakat, lanjutnya, sangat sensitif dengan teladan. Kalau pemimpin negara ini menganjurkan pakai masker tetapi dirinya sendiri tidak pakai masker. Meminta masyarakat jaga jarak tetapi diri sendiri tidak, ini sama saja membuat antara kata dan perbuatannya tidak sinkron.

"Akhirnya masyarakat menjadi tidak acuh dan lama-lama tidak akan percaya. Masyarakat berpikir saya disuruh melakukan ini, dia tidak. Seakan-akan kata itu lebih penting daripada perbuatan. Padahal perbuatan itu jauh lebih penting daripada kata-kata yang berbusa-busa diucapkan tetapi tidak bermakna lagi," bebernya.

Baru-baru ini Presiden Jokowi memberikan instruksi baru agar seluruh masyarakat menggalakkan gerakan pakai masker. Sayangnya gerakan ini dinilai sekadar pemanis kata karena di beberapa kesempatan Jokowi serta para pembantunya tidak menggunakan masker dengan benar.

Hal inilah yang dikritisi Pandu karena seolah-olah pemerintah tidak lagi menganggap pandemi adalah masalah serius. Seringnya juru wabah, begitu Pandu menyebut profesinya, ini bersuara lantang di medsos, akun Twitter- nya pun di hack.

"Saya tidak kritis tetapi saya menyampaikan apa yang saya tahu. Kalau kemudian pernyataan saya didukung karena dinilai benar, itu bukan berarti saya memengaruhi mereka," ucapnya.

"Saya tidak pernah paksa mereka ikut Twitter saya. Saya juga tidak punya power. Power saya hanya suara," tutupnya.

 

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar