Maruf Amin Harus Kembali ke NU Agar Tidak Rawan Digoyang

Minggu, 30/08/2020 07:13 WIB
Wakil Presiden Maruf Amin. (pinterpolitik)

Wakil Presiden Maruf Amin. (pinterpolitik)

Jakarta, law-justice.co - Posisi Maruf Amin mulai `diramaikan`. Itu terbukti usai diisukan bakal diganti oleh Prabowo Subianto atau Budi Gunawan sebagai Wakil Presiden, Ketua MUI itu kembali digoyang.

Kali ini menurut Direktur Visi Indonesia Strategis, Abdul Hamid, orang-orang mantan Wapres, Jusuf Kalla disebutkan masih banyak yang berkuasa di Istana Wapres.

Sehingga menurutnya, "menyumbat" komunikasi tim sukses dan relawan dengan sang Wapres Maruf Amin.

"Saya tidak tahu ini idenya dari mana atau siapa yang melemparnya, tapi bacaan saya ada beberapa hal kenapa wapres digoyang," katanya seperti melansir rmol.id, Sabtu 29 Agustus 2020.

Maruf Amin sering dikritik karena perannya kurang kelihatan. Abdul Hamid melihat, karena tidak berperan sebagaimana mestinya, makanya mantan Rais Aam PBNU itu rawan digoyang.

Abdul Hamid yang juga pengamat politik ini mengungkapkan, Maruf Amin tidak punya kaki yang kuat sebagai penopang. Dia tidak memiliki partai politik yang bisa memback upnya.

"Walaupun berangkat dari NU, tapi sepertinya NU tidak memback up," lanjut dia.

Selanjutnya, masuk akal apa yang diutarakan Indonesia Police Watch (IPW) bahwa di Istana Wapres masih dikuasai kelompok JK. Ini juga menunjukkan Maruf Amin tidak punya think tank yang cukup.

"Lalu pertanyaannya bagaimana agar Kiai Maruf tidak digoyang terus dan punya power yang cukup termasuk menggusur pasukan JK?" ucapnya.

"Saran saya, ya beliau harus balik ke rumah besarnya yakni NU. Jangan seperti anak panah yang lepas sehingga mudah dipatahkan. Karena jika NU memback up, maka PPP dan PKB bisa juga menjadi perisainya," tutup Abdul Hamid menambahkan.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar