Ustaz Abdul Somad: Pembalakan dan Pembakaran Hutan Dosa Besar!

Jum'at, 28/08/2020 10:39 WIB
Ustaz Abdul Somad berbincang langsung dengan Kepala BNPB, Letjen TNI Doni Monardo saat bersilaturahmi ke kantor BNPB, Jakarta Pusat, Rabu (26/8/2020). (Foto: Dok BNPB)

Ustaz Abdul Somad berbincang langsung dengan Kepala BNPB, Letjen TNI Doni Monardo saat bersilaturahmi ke kantor BNPB, Jakarta Pusat, Rabu (26/8/2020). (Foto: Dok BNPB)

Jakarta, law-justice.co - Ustaz Abdul Somad menegaskan bahwa perilaku pembalakan hutan secara liar dan masif merupakan perbuatan zalim yang dibenci Allah SWT.

Mengutip ajaran Nabi Muhammad SAW, UAS mengatakan siapa pun yang merusak pohon dan alam seisinya untuk kepentingan pribadi memperkaya diri sendiri akan mendapatkan hukuman neraka.

Oleh karenanya dia mengingatkan kepada seluruh kalangan masyarakat untuk tidak melakukan perbuatan tercela tersebut.

Hal itu dia sampaikan saat bersilaturahmi ke kantor Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Jakarta Pusat, Rabu (26/8/2020).

Di sana dia bertemu dan berbincang langsung dengan Kepala BNPB, Letjen TNI Doni Monardo.

“Siapa pun yang memotong sebatang pohon kayu, maka akan disungkurkan Allah kepalanya dalam api neraka. Satu batang pohon kayu. Bagaimana kalau dia memotong ratusan hektar hutan? Bagaimana dosa dia? Bagaimana pahala-pahala ibadahnya itu diambil oleh orang-orang yang dianiaya?,” katanya seperti melansir inews.id, Jumat 28 Agustus, 2020.

Selain itu, UAS juga mengingatkan perilaku pembukaan hutan dan lahan yang dilakukan dengan cara dibakar juga merupakan perbuatan dosa sebab hal itu dapat memberikan dampak buruk yang besar bagi masyarakat luas bahkan hingga negara lain.

Selain menimbulkan banyak korban, nama baik sebuah negara juga menjadi tercoreng.

“Jaga dirimu dari api neraka. Jangan sampai kau buat zalim, aniaya. Bukan satu orang bukan satu keluarga yang kena, satu provinsi. Kalau dia bakar hutan bahkan asapnya sampai ke luar negeri. Nama bangsa kita rusak,” ucap UAS.

Di sisi lain, UAS mengajak masyarakat untuk selalu meningkatkan kesadaran memiliki rasa empati dan kepedulian terhadap keberlangsungan hidup, kelestarian lingkungan serta alam semesta yang menjadi bagian dari ciptaan-Nya.

Sebagai manusia yang ditakdirkan lahir dan besar di Indonesia, sudah seharusnya masyarakat dapat menggunakan akal pikiran untuk memahami, selain keindahan dan kekayaan alam, wilayah nusantara juga memiliki ragam peristiwa alam yang terus berulang dan berpotensi menjadi bencana.

Mengingat hal tersebut, UAS berharap masyarakat dapat mengurangi risiko bencana dengan cara mencintai, merawat, dan menjaga alam semesta seisinya.

"Ilmu pengetahuan menjawab bahwa tsunami ini sesungguhnya sudah terjadi berkali-kali, bukan sekali. Maka ilmu pengetahuan menyadarkan kita, membantu kita, menolong kita dengan akal manusia pemberian Allah SWT bagaimana ke depan kita lebih cerdas. Sehingga kalau pun dia terjadi, maka korban bisa lebih minim. Dan kemudian kita bisa lebih cinta dan sayang kepada alam,” ujarnya.

(Ade Irmansyah\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar