Rugi Besar, Ternyata Perusahaan Migas Ini Lebih Parah dari Pertamina

Rabu, 26/08/2020 21:12 WIB
Perusahaan migas ini alami kerugian lebih parah dari Pertamina (Keuangan.co)

Perusahaan migas ini alami kerugian lebih parah dari Pertamina (Keuangan.co)

Jakarta, law-justice.co - Pada semester I tahun 2020, kinerja PT Pertamina (persero) mengalami keterpurukan karena mencatatkan kerugian bersih sebesar 767,92 juta dollar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp 11,13 triliun. Namun, ternyata bukan hanya Pertamina, sejumlah perusahaan Migas lainnya mengalami hal yang sama akibat pandemi covid-19, bahkan mengalami kerugian yang lebih besar dari Pertamina.

Melansir kompas, Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan mengatakan, merosotnya kinerja keuangan Pertamina diakibatkan terpukulnya sektor industri minyak dan gas (migas) oleh pandemi Covid-19. Hal tersebut terefleksikan dengan anjloknya kinerja keuangan perusahaan migas dari berbagai negara.

"Exxon Mobil, dalam laporan yang diterbitkan tanggal 31 Juli 2020 menyampaikan kerugian 1,1 miliar dollar AS selama semester I 2020 karena over supply minyak dunia akibat melemahnya permintaan karena pandemi Covid-19," katanya, Rabu (26/8/2020).

Kerugian akibat Covid-19 juga dialami perusahaan minyak asal Inggis yaitu BP. Sepanjang semester I 2020, BP mengalami kerugian sebesar 6,7 miliar dollar AS berbanding terbalik dengan periode tahun lalu dimana BP mendapatkan keuntungan sebesar 2,8 miliar dollar AS.

"Penyebab meruginya BP adalah lemahnya harga minyak dan gas dunia, margin yang rendah dari produk kilang, pemangkasan produksi minyak dan gas, serta rendahnya permintaan untuk bahan bakar dan juga pelumas," ujar Mamit.

Selain itu, kerugian juga dialami oleh Chevron, perusahaan yang berbasis di Amerika Serikat. Dalam laporan keuangan semester I 2020 mengalami kerugian sebesar 8,3 miliar dollar AS.

Capaian tersebut berbeda dengan semester I 2019. Saat itu Chevron mendapatkan keuntungan sebesar 4,3 miliar dollar AS.

"Dalam laporan tersebut, CEO Chevron Michel K Wirth mengatakan bahwa melemahnya ekonomi karena pandemi Covid-19 ini berdampak pada melemahnya harga produk dan juga melemahnya permintaan," ucapnya.

 

(Nikolaus Tolen\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar