Kehadiran Buzzer Dinilai Merusak Kualitas Demokrasi

Kamis, 20/08/2020 17:31 WIB
Ketua YLBHI Asfinawati sebut buzzer merusak kualitas demokrasi (Foto: Sinarharapan)

Ketua YLBHI Asfinawati sebut buzzer merusak kualitas demokrasi (Foto: Sinarharapan)

Jakarta, law-justice.co - Ketua Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) Asfinawati menilai kehadiran buzzer atau pendengung atau istilah lainnnya influencer di media sosial membuat kualitas demokrasi menjadi buruk.

"Buzzer secara prinsip tidak mempunyai basis moral untuk ada di suasana demokrasi," katanya dalam diskusi daring dengan tema `Rezim Humas: Berapa Miliar Anggaran Influencer?`, Kamis (20/8/2020).

Hal negatif lainnya kata Asfinawati adalah membuat masyarakat menjadi tidak bisa membedakan mana pendapat pribadi dan iklan. Ini berbeda dengan iklan di media massa yang selalu menunjukan mana berita dan iklan.

Padahal kata Asfinawati, demokrasi adalah suara rakyat. Sementara itu, bot yang biasanya digunakan di medsos, terutama twitter, itu bukan suara rakyat.

"Mesin tidak masuk ke ruang pemilihan. Tidak memilih Pak Jokowi dan anggota DPR, yang memilih itu rakyat. Dalam proses demokrasi (sekarang), suara mesin lebih berkuasa dari suara rakyat," jelasnya.

Asfinawati mengatakan suara rakyat akan hilang karena kebisingan buzzer. Apalagi kalau buzzer dipimpin dan didukung oleh profesional. "Cara kerjanya merusak demokrasi dan memanipulasi fakta," tutupnya.

(Nikolaus Tolen\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar