Baju Adat Jokowi Cuma Pertunjukan, Hak Warga Adat Tak Jadi Prioritas!

Selasa, 18/08/2020 08:23 WIB
Presiden Jokowi kenakan pakaian adat TTS, NTT saat HUT RI ke-75 (kompas)

Presiden Jokowi kenakan pakaian adat TTS, NTT saat HUT RI ke-75 (kompas)

Jakarta, law-justice.co - Gaya berpakaian Presiden Jokowi yang selalu mengenakan baju adat dalam sejumlah kesempatan tampil di hadapan publik dikritik oleh aktivis, Ravio Patra.

Sebagai informasi, Presiden Jokowi sudah dua kali menggunakan baju adat dalam bulan Agustus ini.

Pertama, saat menghadiri sidang tahunan MPR, dia menggunakan pakaian khas suku Sabu asal Nusa Tenggara Timur.

Terbaru, Jokowi mengenakan baju asal Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT) pada upacara pengibaran bendera memperingati Hari Kemerdekaan ke-75 Republik Indonesia di Istana Merdeka, Senin (17/8/2020).

Lewat akun twitter pribadinya, Ravio menilai gaya berbusana Jokowi hanya sekadar kebutuhan panggung.

Menurut dia, busana adat yang dipakai itu tidak mencerminkan sikap Jokowi atas masyarakat adat sendiri.

Kata dia, Jokowi justru tidak memprioritaskan hak-hak masyarakat adat.

Ravio turut mengunggah sejumlah foto Jokowi berpakaian adat sekaligus tangkapan layar berita Tempo.co berjudul Jalan Panjang RUU Masyarakat Adat, Mandek Sejak 2009.

"Atribut adat selalu dipakai untuk performa `keberagaman`, tapi hak-hak masyarakat adat tidak pernah jadi prioritas. Ejawantah frasa `panggung politik` yang kelewat harfiah; sekadar panggung pertunjukan," kicaunya di twitter, Senin 17 Agustus 2020.

Ravio juga memberi tautan artikel yang diterbitkan The Conversation berjudul 75 tahun kemerdekaan Indonesia, Masyarakat Adat Masih Berjuang untuk Kesetaraan dalam cuitannya yang lain.

“Masyarakat Adat kini menghadapi bentuk lain ‘kolonialisme’. Refleksi penting dari @satriastanti dan Sophie Chao dengan perspektif dari @rsombolinggi - @RumahAMAN dan Sandra Moniaga - @KomnasHAM," jelasnya.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar