PPP: Kalau Jokowi Otoriter, Kenapa Amien Rais Masih Bisa Berteriak?

Minggu, 16/08/2020 16:36 WIB
Amien Rais (Ist)

Amien Rais (Ist)

Jakarta, law-justice.co - Pendiri Partai Amanat Nasional (PAN), Amien Rais mengunggah dalam video di YouTube, pada Sabtu (15/8/2020) menyatakan praktik otoritarianisme di era pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) semakin pekat. Amien juga menyatakan Jokowi lebih banyak berulah daripada berprestasi.

Terkait dengan situasi itu, Amien Rais pun mengaitkannya dengan cerita Raja Fir`aun yang menawarkan jabatan kepada penyihir jika berhasil menang melawan dengan Nabi Musa.

Politikus Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Achmad Baidowi membantah Jokowi sebagai sosok yang otoriter. Sebab, menurutnya hal itu dibuktikan dengan Amien yang masih bebas mengemukakan pendapat dan mengkritik Jokowi.

"Kalau Jokowi otoriter kenapa Pak Amien masih bebas bersuara, berteriak, mengkritik? Kalau rezim otoriter harusnya sudah dibungkam, demo dilarang, pengkritik ditangkap. Namun kenyataannya di Indonesia bebas-bebas saja orang bersuara atau berpendapat baik yang ditopang data akurat maupun tidak berbasis data," ujar Baidowi, dikutip CNNIndonesia.com, Minggu (16/8/2020).

Baidowi menuturkan, Amien tidak perlu menuduh tanpa bukti. Ia mengatakan Amien cukup memberikan contoh dan teladan bagi keluarga terdekat, misalnya istri, anak, dan cucu untuk bersikap atau berperilaku sopan santun, bijak, tidak arogan, serta tidak angkuh.

"Janganlah bicara terlalu melebar, kalau kita sendiri tidak mampu menjaga keluarga sendiri dari tindakan angkuh, menang sendiri, tidak taat aturan, bahkan post power syndrom," katanya.

Terkait dengan perumpamaan tentang kisah Nabi Musa dan Fir`aun yang disampaikan Amien untuk menganalogikan pemerintahan Jokowi, dia menilai hal itu terlalu jauh. Sebab, dia menyebut dari aspek keyakinan antara Nabi Musa dan Fir`aun sudah berbeda.

"Pak Jokowi Muslim, mau dihadapkan dengan siapa? Belum lagi kalau membandingkan dengan sistem negara era demokrasi Indonesia dengan kerajaan ala Fir`aun jauh berbeda, ibarat langit dan bumi. Sebaiknya tidak menuding orang tanpa disertakan bukti-bukti konkret," jelas Baidowi.

Selain itu, Baidowi membantah parlemen hanya formalitas dan selalu menurut kemauan pemerintah. Ia pun meminta Amien menunjukkan bukti.

"Buktinya mana? Contoh ketika pemerintah mengajukan dana talangan BUMN, DPR menolak, apakah itu tukang stempel? Saat ini sedang dibahas RUU Ciptaker ternyata tidak semua usulan pemerintah diterima DPR. Jadi sebaiknya tidak asal bicara tanpa bukti," ujar Amien.

Sementara itu, politikus PDIP Dwi Rio Sambodo menyebut kritikan Amien tidak berdasar. Dia malah menyebut Amien seperti tokoh Sengkuni dalam kitab cerita Mahabharata dan menyarankannya untuk introspeksi.

"Saya justru kasihan pada Pak Amien dan keluarganya. Lihat saja perilaku Hanum Rais yang bikin heboh karena manipulasi tipuan maut Ratna Sarumpaet. Lalu Hanafi Rais tersingkir dari panggung politik karena kesombongan sikap dalam politik, dan kini Mumtaz Rais diadukan ke polisi akibat perilaku yang tidak terpuji dan membahayakan keselamatan penerbangan," jelas Rio.

(Hendrik S\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar