Jerinx Ditahan, Jansen Sebut Banyak Pernyataan Pejabat Lebih Ngawur

Kamis, 13/08/2020 18:54 WIB
Jansen Sitindaon tak setuju Jerinx ditahan karena komentarnya soal IDI (Monitor.co.id)

Jansen Sitindaon tak setuju Jerinx ditahan karena komentarnya soal IDI (Monitor.co.id)

Jakarta, law-justice.co - Ditahannya drummer Superman is Dead (SID) I Gede Ari Astina atau Jerinx karena mengeluarkan pernyataan kontroversi terkait covid-19 dikritisi oleh Jansen Sitindaon. Menurut Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Demokrat itu, apa yang disampaikan oleh Jerinx itu tak seharusnya membuat dia ditahan.

"Kadang Jerinx memang bermulut besar. Tapi dia dipenjara saya tak setuju. Lebih baik IDI jawab saja tuduhannya. Apa dia dipenjara dengan sendirinya buat IDI jadi lebih dipercaya? Covid ini sudah buat stres. Lebih baik otoritas jawab saja jika ada unek-unek, kegelisahan keraguan dari rakyat," katanya melalui cuitan di akun Twitternya @jansen_jsp seperti dikutip law-justice.co, Kamis (13/8/2020).

Dia tidak setuju karena apa yang disampaikannya itu adalah sebuah bentuk kegelisahan dari masyarakat. Meski begitu dia tak sepaham dengan Jerinx yang menyebut bahwa covid-19 tak ada.

Namun dirinya tak setuju jika akibat pendapatnya dan pernyataannya, Jerinx harus dipenjara. Jika Jerinx dijatuhi hukuman penjara maka peristiwa ini akan menjadi contoh yang buruk.

"Saya tak setuju pernyataan Jerinx! Tapi jika dilihat, lebih banyak lagi pernyataan pejabat kita yang dulu lebih ngawur. Mulai nasi kucing, jamu, susu kuda liar dan lain-lain. Jika kasus ini lanjut, kedepan nyebut: "DPR tak becus, Kementrian Lembaga ini tak beres" dan lain-lain bisa-bisa kena delik semua," kata Jansen.

Jansen meminta semua pihak agar mewaspadai covid-19. Sebab, menurutnya covid-19 adalah ancaman nyata.

"Saya sepenuhnya percaya Covid ini nyata. Nyata senyata nyatanya. Menakutkan dan mengancam nyawa. Apalagi jika yang kena berumur punya penyakit bawaan. Kematian resikonya. Dokter dan tenaga medis pun sudah banyak jadi korban. Jd mari kita terus waspada dan jgn bangun narasi-narasi meremehkan!," tutupnya.

 

(Nikolaus Tolen\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar