Eks Staf Ahok Nilai Anies Gagal & Putus Asa Tangani Corona di Jakarta

Kamis, 13/08/2020 10:07 WIB
Eks Staf Ahok Nilai Anies Gagal & Putus Asa Tangani Corona di Jakarta. (Detik).

Eks Staf Ahok Nilai Anies Gagal & Putus Asa Tangani Corona di Jakarta. (Detik).

Jakarta, law-justice.co - Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta mengkritik rencana Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Pusat berencana menyosialisasikan protokol kesehatan COVID-19 dengan menggunakan peti mati.

Wakil Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI, Ima Mahdiah mengatakan, upaya ini menjadi bukti kalau Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sudah putus asa dalam menangani penyebaran virus corona di Ibu Kota.

"Saya lihat ini membuktikan bahwa pemprov sudah putus asa dalam penanganan COVID-19 di Jakarta," ujarnya seperti melansir detik.com, Kamis 13 Agustus 2020.

Mantan Staf Ahok itu menilai Pemprov DKI saat ini seharusnya fokus membuat masyarakat patuh menerapkan protokol kesehatan.

Menurutnya, rencana yang akan dilakukan pemprov justru berpotensi menjadi lelucon.

"Harusnya fokus saja bagaimana membuat masyarakat benar-benar mengikuti protokol kesehatan di era normal baru ini, bukan malah bikin gimmick yang berpotensi menjadi lelucon di media sosial seperti ini," ucapnya.

Kata dia, adanya monumen peringatan untuk masyarakat tidak terlalu efektif. Menurutnya, pemrpov seharusnya tegas dengan penegakan aturan protokol kesehatan di masyarakat.

"Jika diperhatikan di Lenteng Agung, ada `monumen` motor rusak, ditaruh di situ sebagai pengingat agar pengendara motor tidak memacu kendaraan mereka dengan kecepatan tinggi. Apakah berhasil? Tidak juga kan," katanya.

"Seharusnya pemprov fokus untuk tegas terkait protokol kesehatan di masyarakat dan juga penegakan aturannya. Dengan sosialisasi masif dan juga penegakan aturan yang ketat (denda), tentu saya yakin bisa mendisiplinkan masyarakat, alih-alih menaruh keranda mayat di tempat publik," sambungnya.

Disisi lain, Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI, Gembong Warsono menilai cara menakuti masyarakat bukan dengan memasang peti mati. Menurutnya, Pemprov seharusnya dapat lebih memanfaatkan teknologi dalam meningkatkan kesadaran masyarakat.

"Kalau peti mati tuh kalau di kampung bolehlah, kalau di Jakarta masa pakai peti mati. Menakut-nakuti warga bukan seperti itu, tetapi yang terpenting bagaimana Pemprov bisa melakukan penyadaran secara kolektif, terhadap penerapan protokol kesehatan. Caranya bagaimana? Banyak cara yang bisa dilakukan pemprov. Tapi, menurut saya sih, dengan menggunakan peti, menurut saya, itu tidak begitu efektif," katanya.

"Jakarta ini kan adalah warga yang rasional masyarakatnya udah masyarakat melek, sudah begitu akrab dengan media sosial. Saya kira dengan segala teknologi yang dimiliki Warga Jakarta Pemprov bisa memaksimalkan teknologi yang ada," sambungnya.

Diberitakan sebelumnya, Pemkot Jakarta Pusat berencana mensosialisasikan protokol COVID-19 dengan menggunakan peti mati. Rencananya sosialisasi dengan peti mati itu akan dilaksanakan dalam waktu dekat.

"Iya, nanti kan rencananya akan dicanangkan Pak Wagub 18 Agustus di Terowongan Kendal. Itu kita lagi nunggu informasi. Jadi nggak 18 Agustus dicanangkan, dari biro tapem, belum ada kepastian," kata Wakil Wali Kota Jakpus, Irwandi, kepada wartawan, Rabu (12/8/2020).

Irwandi mengatakan nantinya peti mati replika itu akan dipasang di tempat strategis. Satu kecamatan direncanakan terpasang satu peti mati. Di peti mati itu juga akan ditulis imbauan agar masyarakat mematuhi protokol COVID.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar