Rizal Ramli: Jokowi Ajak Beli Produk Lokal Tapi Kebijakannya Pro Impor

Selasa, 11/08/2020 08:48 WIB
Presiden Jokowi dengan Rizal Ramli (pinterpolitik)

Presiden Jokowi dengan Rizal Ramli (pinterpolitik)

Jakarta, law-justice.co - Ekonom senior, Rizal Ramli melontarkan kritikan keras terhadap imbauan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mengajak masyarakat membeli produk dalam negeri untuk menyelamatkan perekonomian nasional.

Pasalnya kata dia, imbauan itu bertolakbelakang dengan banyak kebijakan pemerintah yang justru pro impor.

Kata dia lewat akun twitter pribadinya, imbauan yang dikeluarkan Jokowi adalah contoh imbauan asal-asalan.

"Inilah contoh imbauan ngasal. Track record kebijakan justru sangat pro impor," kicaunya di twitter, Senin 10 Agustus 2020.

Dia menyarankan supaya pemerintah mengubah kebijakan-kebijakan yang ada.

Kata dia, mengubah kebijakan jauh lebih penting dari sekadar mengeluarkan imbauan.

"Ubah kebijakannya, lebih penting dari sekadar imbauan!" ujarnya tegas.

Seperti diketahui, Pandemi Covid-19 membuat pertumbuhan ekonomi dunia melesu, tanpa terkecuali Indonesia. Angka pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2020 ditutup pada angka minus 5,32 persen.

Jika dibandingkan secara tahunan, angka pertumbuhan ini mengalami kontraksi yang cukup hebat, pasalnya di triwulan II tahun lalu pertumbuhan masih cukup baik yakni diangka 5,07 persen.

Menanggapi angka pertumbuhan ekonomi yang terus memprihatinkan, Jokowi mengajak masyarakat untuk terus menggerakkan roda perekonomian nasional.

Ia mengajak masyarakat untuk membeli produk-produk dalam negeri. Dengan adanya belanja produk dalam negeri, maka diharapkan perekonomian akan bangkit dan Indonesia selamat dari jurang resesi.

"Roda perekonomian harus bisa bergerak lagi dengan cara apa? Beli produk-produk buatan dalam negeri, beli produk-produk petani, nelayan, produk-produk UMKM," ungkap Jokowi dalam Kongres Luar Biasa Partai Gerindra di Hambalang, Bogor pada Sabtu (8/8/2020).

Angka perekonomian mencapai minus 5,32 persen sangat berbahaya bagi Indonesia. Ekonom Core Piter Abdullah mengatakan, hanya tinggal menunggu waktu saja bagi Indonesia untuk masuk ke jurang resesi ekonomi.

"Indonesia, sebagaimana negara lain, diperkirakan akan mengalami resesi," katanya seperti melansir suara.com.

Piter mengemukakan, pertumbuhan ekonomi pada triwulan II yang tumbuh negatif di kisaran 5 persenan ini, bisa berdampak juga pada pertumbuhan ekonomi pada triwulan III dan IV.

"Dengan demikian, apabila perkiraan ini benar-benar terjadi, maka Indonesia pada bulan Oktober nanti akan secara resmi dinyatakan resesi," kata Piter.

Tak hanya Indonesia, dia juga menjelaskan, bahwa semua negara berpotensi mengalami resesi. Perbedaannya hanya masalah kedalaman dan kecepatan recovery.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar