Profesi Ini Paling Berperan Sebarkan Hoaks Virus Corona

Minggu, 09/08/2020 17:00 WIB
Ilustrasi Hoaks Corona. (Flores Pos)

Ilustrasi Hoaks Corona. (Flores Pos)

Jakarta, law-justice.co - Selebriti, politisi maupun kelompok dengan pengikut media sosial terbesar (influencer) disebut menjadi distributor utama disinformasi terkat virus corona Covid-19 ini.

Dilansir dari laman resmi UNESCO, disinformasi adalah informasi yang salah dan sengaja dibuat untuk menyakiti seseorang, kelompok sosial, organisasi maupun negara.

Seiring berkembangnya zaman, informasi mengenai kebenaran, disinformasi, mal-informasi dan informasi yang salah sering tanpa disadari disebarkan melalui media sosial.

Pada kasus pandemi ini, sebuah studi yang dilansir dari The Guardian berusaha mengungkapkan fakta bahwa kantor berita atau sejenisnya harus bersaing dengan para influencer dalam menyebarkan informasi mengenai virus corona Covid-19, terutama dalam hal jangkauan.

Contohnya, kasus Aktor Woody Harrelson dan penyanyi MIA yang telah mendapat banyak kritik setelah berbagi klaim tak berdasar tentang dugaan adanya hubungan antara jaringan 5G dengan pandemi virus corona Covid-19.

Hoaks mengenai hubungan antara jaringan 5G dengan virus corona Covid-19 semakin jadi pusat perhatian, ketika warga Inggris mulai merusakkan tiang telepon seluler dalam beberapa hari terkahir.

Akibatnya, ada sejumlah kekhawatiran yang berkembang bahwa disinformasi online mengenai virus corona Covid-19 dapat menyebabkan dampak kesehatan secara nyata.

Penelitian oleh Institute Reuters Oxford untuk studi jurnalisme pun menemukan bahwa politisi, selebriti dan tokoh publik lainnya bertanggung jawab dalam menyebarkan informasi palsu atau tidak akurat mengenai virus corona Covid-19 sebesar 20 persen.

Bahkan tingginya jabatan mereka bertanggung jawab menyebarkan hoaks mengenai virus corona Covid-19 sebesar 69 persen dari total penyebaran yang melibatkan media sosial.

Karena, platform media sosial telah bergerak lebih cepat daripada lini massa lainnya. Sehingga disinformasi tentang virus corona Covid-19 pada kelompok tokoh publik, aktor dan penghibur dengan jutaan followers lebih mungkin terjadi.

"Sejumlah kecil orang ini memiliki jangkauan luas untuk konten yang mereka serbarkan. Klaim paling umum berkaitan dengan kebijakan dan tindakan otoritas publik," kata Scott Brennen, seorang peneliti di Institut Reuters.

(Ricardo Ronald\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar