Asyik, Relawan Uji Klinis Vaksin Covid-19 Dapat Uang dan Asuransi

Kamis, 06/08/2020 21:21 WIB
Ilustrasi Vaksin Covid-19 (Tribunnews)

Ilustrasi Vaksin Covid-19 (Tribunnews)

Jakarta, law-justice.co - Uji klinis vaksin corona SARS-CoV2 (Covid-19) Sinovac terus dipersiapkan. Penyuntikan vaksin yang diberikan ke dalam tubuh para relawan akan dimulai 11 Agustus 2020.

Penyuntikan dilakukan bertahap karena tidak semua relawan akan disuntik di hari yang sama dengan kemungkinan 20 relawan per hari mendapat injeksi.

Ketua Tim Peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas Pajajaran (Unpad) Kusnandi Rusmil mengatakan, relawan uji klinis vaksin Covid-19 dipastikan bakal mendapat uang insentif sebesar Rp 1 juta sebagai pengganti biaya bensin atau ongkos ketika melakukan pemeriksaan. Insentif tersebut akan dibagi menjadi lima tahap saat menjalani pemeriksaan.

"Sekali datang itu dikasih Rp 200 ribu, jadi lima kali datang itu Rp 1 juta selama lima bulan," ujarnya dikutip Suara.com, Kamis (6/8/2020).

Namun, Kusnandi berharap relawan yang mendaftar tidak berorientasi pada uang insentif tersebut. "Jadi ikut jadi relawan bukan karena kepingin uang, itu tidak bagus, karena uji klinis ini kan sukarela sifatnya," katanya.

Selain uang insentif, ia menambahkan relawan juga akan mendapat asuransi kesehatan selama proses pemantauan selama enam bulan usai disuntik vaksin. Relawan nantinya bisa memeriksakan kesehatan ke dokter atau fasilitas kesehatan terdekat, jika mendapat keluhan usai disuntik.

"Iya bisa dokter atau klinik mana saja, yang pasti di Bandung. Nanti saya akan tanya-tanya ke dokternya, apakah si subjek tersebut sakit ada kaitannya dengan suntik (vaksin) atau bukan? Saya yang akan tanya-tanya ke dokternya," jelasnya.

Saat ini tim peneliti dari Fakultas Kedokteran Unpad masih kekurangan 820 orang relawan untuk menjadi subjek uji klinis. Pasalnya, hingga kini baru ada 800 orang yang mendaftar dari target sebanyak 1.620 orang.

"Sudah ada 800 orang yang mendaftar, respon bagus banyak yang mau ikut. Seperti dokter-dokter dan juga pejabat ada yang mau ikut, tapi kita akan cek dulu, bisa atau enggak," ungkapnya.

 

(Hendrik S\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar