Dampak COVID-19, Meski Sembuh Bisa Kena Penyakit Ini

Selasa, 04/08/2020 22:01 WIB
Ilustrasi (Mesi)

Ilustrasi (Mesi)

law-justice.co -  

Bukti baru menunjukkan bahwa virus corona memiliki dampak yang bertahan lama pada jantung, meningkatkan kekhawatiran tentang potensi cedera jantung jangka panjang.

Dua penelitian di Jerman, yang diterbitkan Selasa (28/7) dalam jurnal peer-review JAMA Cardiology, menemukan adanya kelainan jantung pada pasien COVID-19 setelah beberapa bulan mereka pulih dari penyakit yang disebabkan oleh SARS-CoV-2 itu. 

Studi pertama termasuk 100 pasien dari University of Hospital Frankfurt mencatat pasien COVID-19 yaitu orang dewasa yang relatif sehat berusia 40-an dan 50-an. Sekitar sepertiga dari pasien memerlukan rawat inap sementara sisanya pulih dari rumah.

Para peneliti melihat pencitraan resonansi magnetik jantung (MRI) yang diambil hampir dua setengah bulan setelah mereka didiagnosis dan membandingkannya dengan gambar dari orang-orang yang tidak pernah memiliki COVID-19. Studi ini menemukan kelainan jantung pada 78 pasien, 60 dari pasien tersebut menunjukkan tanda-tanda peradangan pada otot jantung. 

"Ketika ini menemukan ini, kami terkejut," kata Dr. Clyde Yancy, kepala ahli jantung di Northwestern Memorial Hospital dan editor di JAMA Cardiology.

Temuan ini hampir mustahil bisa ditemukan tanpa penelitian ini, karena mayoritas pasien tidak menunjukkan gejala apa pun. Kelainan spesifik yang terdeteksi oleh MRI ini tidak akan terlihat pada ekokardiogram, yang lebih umum digunakan dalam klinis standar. 

Para ahli mengatakan bahwa prevalensi peradangan merupakan hubungan penting dengan COVID-19 karena penyakit ini memiliki reputasi klinis untuk respons peradangan yang tinggi. 

Thomas Maddox, ketua Komite Sains dan Kualitas American College of Cardiology, mengatakan peradangan jantung dapat menyebabkan melemahnya otot jantung dan, dalam kasus yang jarang terjadi, detak jantung menjadi tidak normal.

Yancy mengatakan peradangan adalah prasyarat pertama untuk gagal jantung dan, dalam jangka waktu yang lebih lama, dapat meninggalkan kerusakan residu yang penting yang dapat mengarah ke bentuk-bentuk lain penyakit jantung.

"Kami tidak mengatakan bahwa COVID-19 menyebabkan gagal jantung, tetapi ini memberikan bukti awal bahwa ada potensi cedera pada jantung," kata Yancy.

Maddox mengatakan penelitian ini berkontribusi pada semakin banyak bukti yang menunjukkan bahwa cedera jantung pada pasien COVID-19 mungkin merupakan efek dari keseluruhan reaksi inflamasi terhadap virus, alih-alih invasi virus langsung ke jantung.

Meskipun peradangan merupakan indikasi COVID-19, Dr. Paul Cremer, seorang ahli pencitraan kardiovaskular di Klinik Cleveland, mengatakan memiliki citra gambar sebelum pasien sakit dapat memperkuat argumen penelitian bahwa penyakit ini dapat menyebabkan kelainan jantung. 

"Melihat peradangan pada otot jantung, sulit untuk memikirkan penyebab selain COVID-19, tapi saya pikir itu perlu divalidasi dalam penelitian lain," kata Cremer. (USA Today)

 

(Liesl Sutrisno\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar