Ngeri! Korban Pelecehan Seksual Dosen Riset Swinger Angkat Bicara

Senin, 03/08/2020 17:28 WIB
Ilustrasi pelecehan seksual oleh dosen Bambang (Tribunnews)

Ilustrasi pelecehan seksual oleh dosen Bambang (Tribunnews)

Jakarta, law-justice.co - Korban aksi pelecehan seksual bermodus riset terkait perilaku swinger yang dilakukan oleh dosen bernama Bambang Ariyanto akhirnya angkat bicara. Seorang berjenis kelamin perempuan ini bahkan mengaku korbannya bukan hanya dirinya, melainkan ratusan orang.

Hal itu disampaikannya setelah dia menanyakan secara langsung kepada Bambang.

"Kemarin sempat ketemu lalu saya tanya korbannya berapa. Bambang ini sudah melakukan aksinya sejak 2014. Setiap minggu katanya ada yang baru, kalau dikalikan jumlahnya ada 300-an dan Bambang mengiyakan," kata dia seperti dikutip dari detikcom, Senin (3/8/2020).

Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkannya, hingga saat ini ada 50 orang yang berkomunikasi dengan dirinya dan juga mengaku sebagai korban. Rata-rata korban dihubungi melalui pesan Facebook dengan modus penelitian atau konsultasi. Namun, lanjutnya, kenyataannya Bambang justru menjebak para korban.

"Hingga Minggu (2/8), sebanyak 50 laporan korban yang masuk pada kami. Kebanyakan korban dihubungi oleh pelaku melalui media sosial atau telepon dengan dalih sedang penelitian dan konsultasi. Lalu pelaku menjebak target untuk mendengarkan fantasi seksual swinger-nya," ungkapnya.

Dia menjelaskan, pelaku memanfaatkan jaringannya sebagai alumni kampus untuk menjerat korban. Rata-rata korban yang sudah dia data merupakan alumni UGM, psikolog dan lain sebagainya.

"Dia kan alumi UGM. Memanfaatkan grup-grup alumni UGM dan jaringan NU untuk mencari target perempuan dan menghubungi secara acak. Korbannya rata-rata alumni UGM ada psikolog juga," terangnya.

"Bambang juga pernah melakukan pelecehan fisik di 2004, sudah dipukuli, dan dilaporkan polisi dan ternyata tidak kapok dan justru melakukan lagi dan lagi," tambahnya.

Menurutnya, modus yang dilakukan oleh Bambang bermacam-macam. Bahkan, pelaku menggunakan akun istrinya untuk menceritakan fantasi swinger-nya.

"Banyak modusnya. Curhat tentang istri masalah keluarga, penelitian, kemudian lewat pendekatan bisnis, kemudian dia bercerita tentang ayah ibunya, kemudian minta pendapat. Bahkan menyamar memakai akun istrinya untuk curhat dan menceritakan kalau dipaksa untuk swinger," urainya.

Terkait video permintaan maaf yang diunggah oleh Bambang, hal itu merupakan desakan darinya dan dua korban lain. Pada Minggu (2/8/2020), mereka bertemu dan meminta Bambang mengunggah video secara terbuka untuk mencegah adanya korban.

"Jadi itu dia bikin video di depan kami bertiga, ya tujuannya agar tidak ada korban lain, tapi sudah dihapus semalam. Facebook, IG dan Twitter juga dihapus," bebernya.

Dia bersama korban yang lain pun masih berkoordinasi untuk melakukan langkah selanjutnya. Untuk sementara, dia belum akan melapor ke polisi dan konsentrasi untuk mencari korban-korban lain yang membutuhkan bantuan.

"Kami masih koordinasi dengan korban lain untuk menentukan langkah selanjutnya. Kami masih mencari apa ada korban yang berat, masih trauma dan butuh bantuan. Jadi kami masih koordinasi langkah selanjutnya dan kami masih mengumpulkan bukti-bukti lain," tutupnya.

 

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar