Sebut Menyesatkan, Epidemiolog UI: Jangan Lagi Pakai Zona Warna!
Sebut Menyesatkan, Epidemiolog UI: Jangan Lagi Pakai Zona Warna! (tribun).
Jakarta, law-justice.co - Ahli epidemiologi dan biostatistik dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia, Pandu Riono mendesak pemerintah untuk menghentikan istilah zona warna dalam penanganan kasus corona baru alias Covid-19.
Hal itu dia sampaikan lewat akun twitter pribadinya @drpriono, Minggu 2 Agustus 2020 kemarin.
"Jangan menggunakan istilah zonasi hijau, kuning yang dapat menyesatkan. Salah persepsi seakan-akan sudah aman," kicaunya di twitter kemarin.
Kata dia, jika pemerintah masih menggunakan zonasi warna, maka saat ini Indonesia masih masuk zona merah.
"Indonesia itu merah, tidak ada yang hijau, lihat saja kasusnya naik terus di mana-mana," tegasnya.
Pandu pun menyarankan, daripada sibuk soal urusan zona warna, lebih baik pemerintah melakukan edukasi kepada warga mengingat saat ini muncul klaster-klaster baru dalam penyebaran corona.
"Lakukan edukasi, tes pada yg bergejala, lakukan pelacakan kontak yang masif dan tes, lalu isolasi," tegasnya.
Tingkat kewaspadaan jauh bermanfaat bagi penduduk yang digunakan oleh @KawalCOVID19 JANGAN menggunakan istilah zonasi hijau, kuning yang dapat menyesatkan. SALAH persepsi seakan2 sdh aman. Indonesia itu MERAH, tidak ada yang hijau, lihat saja kasusnya naik terus dimana-mana. pic.twitter.com/0tXStbuV8h
— Pandu Riono (@drpriono) August 2, 2020
Selain itu dia mempertanyakan kenapa pemerintah lebih memilih membentuk komite dalam upaya penanganan virus corona di Indonesia.
Padahal kata dia, respon Pandemi itu harus dilakukan oleh negara, dipimpin oleh kepala negara, dibantu oleh kementrian2 yg mempunyai tupoksi yg jelas, dipimpin oleh menterinya.
"Kenapa dibentuk komite? Mungkin itu lebih didasarkan kekhawatiran yg berlebihan untuk melindungi kewibawaan presiden" kicaunya lagi.
Respon Pandemi itu harus dilakukan oleh negara, dipimpin oleh kepala negara, dibantu oleh kementrian2 yg mempunyai tupoksi yg jelas, dipimpin oleh menterinya. Kenapa dibentuk komite? Mungkin itu lebih didasarkan kekhawatiran yg berlebihan untuk melindungi kewibawaan presiden. https://t.co/79UBn6nt8J
— Pandu Riono (@drpriono) August 1, 2020
Selain itu kata dia, pihaknya sudah tidak banyak berharap terkait penanganan corona di Indonesia.
Pasalnya kata dia, presiden dan tim ekonominya telah memilih fokus pada pemulihan ekonomi, dan sengaja melupakan untuk mengatasi wabah.
"Ekonomi tidak akan pernah pulih bahkan merosot karena prasyarat WABAH TERATASI tak terpenuhi. Masak sih begitu naif nya?" tegasnya.
Juru wabah sih sudah tidak banyak berharap, karena pilihan presiden dan menko perekonomiannya fokus pada pemulihan ekonomi, atasi wabah sengaja dilupakan. Ekonomi tidak akan pernah pulih bahkan merosot karena prasyarat WABAH TERATASI tak terpenuhi. Masak sih begitu naif nya? https://t.co/12buH3QX4I
— Pandu Riono (@drpriono) August 1, 2020
Komentar