PKS: Kegagalan Esemka Tanggung Jawab Jokowi!

Senin, 03/08/2020 08:02 WIB
Jokowi dengan Mobil Esemka (Lampung.co)

Jokowi dengan Mobil Esemka (Lampung.co)

Jakarta, law-justice.co - Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Ahmad Bukhori Yusuf menyatakan, Presiden Joko Widodo menjadi orang yang harus bertanggung jawab bila kabar penutupan pabrik mobil dalam negeri, Esemka benar-benar tutup.

Pasalnya menurut dia, Esemka merupakan perusahaan yang telah mengangkat pamor Jokowi sejak dirinya diangkat sebagai Walikota Solo hingga menjadi presiden dua periode.

"Kegagalan Esemka tidak bisa dipisahkan dari tanggung jawab Pak Jokowi selaku presiden. Namun sayang, Esemka hanya menjadi batu lompatan Jokowi. Karena itu, kebangkrutan Esemka ada hubungannya dengan Jokowi," ujarnya seperti melansir rmol.id, Minggu 2 Agustus 2020 kemarin.

Kata dia, pemerintah harusnya dapat menyelamatkan Esemka agar tidak ditutup. Hal itu juga kata dia, sekaligus menjadi lompatan implementasi dari adanya UU 2/2020 bisa membantu Esemka bangkit kembali.

“Seharusnya dengan UU 2/2020 tentang Penanganan Covid dan dampak ekonomi, Esemka harus mendapatkan bantuan agar tidak merumahkan atau mem-PHK karyawan,” tegasnya.

Sebelumnya, kabar mengejutkan datang dari Pabrik Solo Manufaktur Kreasi (SMK/Esemka) atau Pabrik Esemka. Kesan sunyi begitu kental terasa saat berada di Pabrik SMK/Esemka.

Sebuah pabrik yang umumnya lalu lalang karyawan maupun kendaraan sama sekali tak terlihat pabrik SMK/Esemka ini.

Kondisi ini seiringan dengan pemberitaan pabrik yang berada di Dusun II, Demangan, Kecamatan Sambi, Boyolali itu tengah kesulitan finansial akibat covid-19.

Seperti diberitakan, Pabrik Esemka dikabarkan tengah memangkas sejumlah besar karyawan mereka. Hal tersebut disampaikan oleh Kementerian Perindustrian sekitar sebulan yang lalu.

Salah seorang warga berinisial S (41) menyebut jika mayoritas karyawan memang dirumahkan sejak pandemi covid-19 muncul.
Para karyawan yang berada di dalam hanya dari sekitaran daerah tersebut saja.

Untuk yang dari luar kota, dikatakan S sudah tak pernah dijumpainya lagi.

"Dulu ada yang dari jauh, ada dari Surabaya juga. Sekarang tidak kelihatan, entah di mess atau dimana, sejak corona muncul tidak kelihatan lagi," imbuhnya.

Ditambahkan olehnya, jika Esemka tak hanya merumahkan sejumlah besar karyawan mereka saja. Namun, ada kabar soal urusan gaji pun terjadi pemangkasan.

"Dengar dengar seperti itu, dipotong 50 persen karena masuknya hanya 2-3 kali dalam seminggu," ungkapnya.

"Itu yang dari karyawan sekitar sini, kalau yang luar kota saya kurang paham," tegasnya.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar