Epidemiolog UI: Pemerintah Lebih Suka Kehujanan daripada Sedia Payung!

Jum'at, 31/07/2020 06:09 WIB
Meski 2 WNI Positif Corona, Jokowi Tak Larang WNA Masuk Indonesia. (pojoksatu.id)

Meski 2 WNI Positif Corona, Jokowi Tak Larang WNA Masuk Indonesia. (pojoksatu.id)

Jakarta, law-justice.co - Ahli epidemiologi dan biostatistik Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia, Pandu Riono menyebut prediksi Badan Intelijen Negara (BIN) yang menyebut bulan Juni dan Juli sebagai puncak Covid-19 di tanah air terbukti akurat.

Seperti diketahui, menurut BIN, Covid-19 di Indonesia pada akhir Juli akan bertengger di angka 106 ribu kasus.

Sementara itu, data positif virus corona baru di tanah air hingga hari Kamis 20 Juli 2020 kemarin terkonfirmasi tembus di angka 106.336 kasus.

Bahkan menurut Pandu, pihaknya memprediksi bahwa angka yang ada jauh lebih besar dari yang diperkirakan BIN.

"Malah prediksi saya lebih tinggi lagi. Itu kan (penambahan) juga tergantung testing. Kalau testingnya, bagus, pasti lebih tinggi. Sudah lama masuk angka 100 ribu," ujarnya seperti melansir rmol.id, Kamis 30 Juli 2020.

Kata dia, pemerintah lebih senang kehujanan dari pada sedia payung sebelum hujan. Kata dia, hal itu terlihat dari pemerintah yang lebih mementingkan sektor perekonomian ketimbang kesehatan.

"Kalau wabahnya sih tenang-tenang saja mengumumkan, hari ini sudah sampai sekian. Enggak ada upaya, cuma nyuruh-nyuruh saja. Satgas juga kerjanya apa? Enggak ada," tegasnya.

Dia menambahkan, meskipun dibentuk gugus tugas maupun satgas Covid-19, tanpa melakukan riset yang serius dan komprehensif serta penanganan yang cepat dan tepat, maka tidak akan berpengaruh apa-apa.

"Tidak akan terjadi penurunan kasus. Yang terjadi adalah satgas percepatan penularan kasus Covid-19," sindir Pandu.

Akhir Maret lalu, BIN memprediksi pada akhir Juni mencapai 105.765 kasus positif serta pada akhir Juli terdapat 106.287 kasus.

Prediksi kajian BIN itu diklaim memiliki akurasi 99 persen. Sebab, BIN berhasil menghitung perkiraan kasus corona pada akhir Maret mencapai 1.577 orang. Sedangkan faktanya, jumlahnya mencapai 1.528 orang.

Pada data tersebut, BIN memprediksi kasus positif corona terjadi 27.307 kasus pada akhir April. Sedangkan akhir Mei sebanyak 95.451 kasus.

Tetapi, Kepala BNPB Letjen TNI Doni Monardo saat Raker virtual dengan Komisi IX DPR mengatakan, prediksi BIN tersebut bisa meleset jika langkah pencegahan dapat dilakukan.

"Kalau bisa melakukan langkah-langkah pencegahan, mudah-mudahan kasus yang terjadi tidak seperti apa yang diprediksi," kata Doni waktu itu.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar