Setelah Dapat `Bagian`, Mahfud MD Tidak Lagi Kritis Bela Rakyat

Minggu, 26/07/2020 14:10 WIB
Mantan Ketua MK, Mahfud MD. (eramuslim)

Mantan Ketua MK, Mahfud MD. (eramuslim)

Jakarta, law-justice.co - Analis sosial politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedilah Badrun menyebut kicauan lama Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD soal orang kritis karena tidak dapat bagian, dinilai sebagai sindiran untuk Mahfud sendiri.

Kicauan yang dimaksud adalah unggahan pada tanggal 24 Februari 2016.

Isinya, “dalam banyak kasus, orang kritis itu karena tak kebagian saja. Setelah dapat bagian menjadi pendiam dan rakusnya bukan main. Kuat miskin tapi tak kuat kaya”.

“Itu pernyataan alam bahwa sadar Mahfud MD," katanya seperti melansir rmol.id, Minggu 26 Juli 2020.

Kata dia, kicauan itu tidak lepas dari kenyataan bahwa di tahun 2016 lalu sikap kritis Mahfud MD terjadi karena belum mendapatkan bagian.

Sedangkan saat ini, tepatnya sesudah masuk dalam Kabinet Indonesia Maju, kicauan itu kembali jadi kenyataan.

"Artinya dapat dimaknai bahwa memang selama beberapa tahun Mahfud MD kritis karena belum mendapat bagian. Dan setelah mendapat bagian kekuasaan, dia tidak bisa lagi kritis berjuang membela kepentingan rakyat atau sikapnya lebih terlihat mementingkan kekuasaan dibanding rakyat banyak," tegasnya.

Sebelumnya Politisi Partai Demokrat, Christ Wamea memposting capture Twitter @mohmahfudmd yang berisi soal “orang kritis karena tidak kebagian”.

Seolah menyindir, Christ Wamea mengatakan, orang kritis itu karena tidak dapat kebagian saja. Setelah dapat bagian menjadi pendiam dan rakusnya bukan main. Dia berharap semoga tetap kritis walaupun sudah dapat bagian.

Kicauan Christ Wamea itu juga diretwitt mantan Sekretaris Kementerian BUMN, M. Said Didu, yang seolah ikut mengamini.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar