Ditinggalkan Generasi Muda, Profesi Pawang Ular di India Terancam

Sabtu, 25/07/2020 16:10 WIB
Pawang ular di India (Foto: Pixabay)

Pawang ular di India (Foto: Pixabay)

law-justice.co - Pekerjaan pawang ular di India kian mengalami kemunduran karena banyak generasi muda yang enggan meneruskan keahlian orang tua mereka dalam memelihara ular. Kejayaan pawang ular India berangsur-angsur memudar.

Di India, ular lebih dari sekedar hewan peliharaan biasa. Terutama ular Kobra, adalah hewan keramat yang dipercaya bisa membawa keberuntungan. Namun mitos itu terancam sirna seiring dengan semakin minimnya generasi pawang ular.

Dhanpat Nath (70 tahun) adalah salah satu generasi terakhir dari keluarganya yang memilih jalan menjadi pawang ular. Sampai saat ini, dia memiliki enam ular kobra yang dipelihara layaknya anak sendiri.

Dari profesinya itu, dia kerap dikunjungi oleh orang-orang kaya dan pejabat dari berbagai daerah untuk meminta didoakan atau diberi keberuntungan. Sebagai timbal balik, Nath diberi uang atau hadiah sekedarnya.

"Seorang putri dari seorang birokrat senior Delhi datang cukup sering ke rumah saya untuk membayar penghormatan kepadanya," kata Nath.

Namun, kata Nath, tradisi itu telah kehilangan makna dan sangat sedikit orang yang kini tertarik menjadi pawang ular. Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah larangan dari pemerintah untuk sembarangan memelihara ular.

Sejak tahun 1991, pemerintah India telah melarang warganya untuk menangkap dan memelihara ular secara sembarang. Setiap orang yang ingin menjadi pawang ular harus memiliki lisensi khusus dan tidak boleh menelantarkan ular mereka begitu saja. Pemerintah India cukup tegas terhadap pawang-pawang ular yang ilegal.

Peraturan itu membuat banayk generasi muda ogah coba-coba untuk menaklukkan reptil mematikan itu. Mereka memilih profesi lainnya yang lebih meyakinkan dan tidak berbahaya.

“Pawang ular adala profesi yang sekarat karena banyak dari mereka yang telah berlaih profesi. Jika tidak ada pawang ular, apakah Anda akan menyembah ular sungguhan (liar)?" ujar Nath.

Pandemi COVID-19 menambah kelam bisnis pawang ular. Larangan untuk berkumpul telah meniadakan mata pencaharian mereka. Ketidakpastian pemasukan membuat mereka juga enggan membiarkan anak-anak mereka menjadi pawang ular.

“Bisnis kami tergantung pada orang banyak. Kami tampil di pameran, perkawinan, pertemuan sosial, pertemuan desa, dan lain-lain. Tapi karena jarak sosial, tidak ada yang diselenggarakan selama empat bulan terakhir. Saya tidak tahu berapa lama akan seperti ini, ”kata Pali Nath, kerabat Dhanpat Nath yang juga menjadi pawang ular. [OutlookIndia]

(Januardi Husin\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar