Kurs Rupiah dan Bursa Saham Masih Tertekan Pekan Depan

Sabtu, 18/07/2020 00:01 WIB
Kurs mata uang rupiah (Tribun)

Kurs mata uang rupiah (Tribun)

Jakarta, law-justice.co - Nilai tukar Rupiah terhadap dollar Amerika kembali tertekan pada penutupan akhir pekan Jumat (17/7) di level Rp 14.703 per dolar Amerika Serikat (AS). Artinya rupiah melemah 0,53% dibanding penutupan Kamis (16/7) yang berada di level Rp 14.625 per dolar AS. Sementara di kurs tengah Bank Indonesia (BI) rupiah ditutup ke level Rp 14.780 per dolar AS atau melemah 1,01%.

Kalau dilihat dalam sepekan, rupiah di pasar spot tercatat juga mengalami pelemahan sebesar 1,86%. Sedangkan di kurs Jisdor, rupiah juga melemah 1,92% dalam sepekan.

Pelemahan rupiah dalam sepekan ini salah satu penyebabnya adalah pengumuman BI yang memangkas suku bunga acuan. Seperti diketahui, BI pada Kamis (17/7) memangkas suku bunga dari 4,25% menjadi 4%.

Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada level tertinggi dalam empat bulan terakhir. Meski demikian, kesulitan sektor keuangan dengan banyaknya bank yang terpukul akibat penurunan biaya mortage juga mengecilkan margin keuntungan yang menimbulkan sentimen negatif pada pasar.

Masih merebaknya kasus virus corona baru yang terjadi secara global ikut menjadi penekan kinerja rupiah. Dimana investor menjauhi saham-saham yang punya resiko, juga investasi aset berisiko lainnya, juga membuat nilai rupiah semakin melemah.

Pasar memprediksi kemungkinan rupiah masih akan tertekan pada pekan depan. Nilai tukar rupiah ada di rentang Rp 14.750 per dolar AS sampai Rp 15.000 per dolar AS. Bursa saham diprediksi juga masih tertekan karena belum ada stimulus baru.

 

(Warta Wartawati\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar