BI Perkirakan Pemulihan Ekonomi Global Butuh Waktu Lama

Kamis, 16/07/2020 19:32 WIB
Perry Warjiyo Calon Tunggal Gubernur BI, Pro Pertumbuhan (foto: infobanknews)

Perry Warjiyo Calon Tunggal Gubernur BI, Pro Pertumbuhan (foto: infobanknews)

Jakarta, law-justice.co - Bank Indonesia (BI) meramalkan dampak negatif perekonomian global berlanjut dan pemulihan ekonomi dunia menjadi lebih lama dari prakiraan sebelumnya.

Menurut Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo, pemulihan yang melambat ini dipicu oleh penyebaran Covid-19 meningkat kembali di beberapa negara seperti Amerika Serikat (AS), Brazil, dan India, memengaruhi perkembangan ini.

"Selain itu, mobilitas pelaku ekonomi yang belum kembali normal sejalan penerapan protokol kesehatan turut menahan aktivitas ekonomi," kata Perry seperti dilansir dari Bisnis Indonesia, Kamis (16/7/2020).

Perkembangan ini membuat efektivitas berbagai stimulus kebijakan yang ditempuh dalam mendorong pemulihan ekonomi di banyak negara maju dan negara berkembang termasuk Tiongkok, menjadi terbatas.

Dia juga bilang indikator ekonomi global menunjukkan permintaan yang lebih lemah, ekspektasi pelaku ekonomi yang masih rendah, serta permintaan ekspor yang tertahan sampai Juni 2020.

Volume perdagangan dan harga komoditas dunia juga lebih rendah dari perkiraan semula dan menurunkan tekanan inflasi global.

Perry juga melihat lambatnya pemulihan ekonomi dunia serta kembali meningkatnya tensi geopolitik AS-Tiongkok menaikkan ketidakpastian pasar keuangan global.

"Perkembangan ini akhirnya menahan berlanjutnya aliran modal ke negara berkembang dan kembali menekan nilai tukar negara berkembang, termasuk Indonesia," ungkapnya.

Dari dalam negeri, Bank Indonesia melihat pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal II/2020 diperkirakan mengalami kontraksi, dengan level terendah tercatat pada Mei 2020.

Perkembangan ini dipengaruhi oleh kontraksi ekonomi domestik pada April-Mei 2020 sejalan dengan dampak kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk mencegah penyebaran pandemi COVID-19 yang mengurangi aktivitas ekonomi.

Perry juga membeberkan data terkini Juni 2020 menunjukkan perekonomian mulai membaik seiring relaksasi PSBB, meskipun belum kembali kepada level sebelum pandemi COVID-19.

(Tim Liputan News\Yudi Rachman)

Share:




Berita Terkait

Komentar