Jokowi Sebut Kalau Dulu Lockdown, Ekonomi Bisa Minus 17 Persen

Kamis, 16/07/2020 10:19 WIB
Presiden Jokowi Kecewa Target Rehab & Rekonstruksi Pasca Gempa NTB Meleset. (Bisnis.com)

Presiden Jokowi Kecewa Target Rehab & Rekonstruksi Pasca Gempa NTB Meleset. (Bisnis.com)

Jakarta, law-justice.co - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, Indonesia cukup beruntung karena pertumbuhan ekonomi April-Juni 2020 minus sekitar 4,3 persen.

Angka tersebut dinilainya bisa lebih parah kalau Indonesia menerapkan pembatasan secara penuh (lockdown).

Seperti diketahui, pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2020 diperkirakan minus 4,3 persen. Proyeksi terbaru tersebut lebih dalam dibandingkan sebelumnya 3,8 persen.

"Kuartal kedua mungkin kita bisa minus ke 4,3 (persen). Di kuartal pertama kita masih positif 2,97 (persen). Saya nggak bisa bayangin kalau kita dulu lockdown gitu, mungkin bisa minus 17 (persen)," katanya seperti melansir inews.id, Rabu 15 Juli 2020.

Kata dia, proyeksi pertumbuhan ekonomi di tengah pandemi Covid-19 memang kerap berubah. Sekitar tiga bulan lalu, dia ditelepon bos IMF, Kristalina Georgieva bahwa ekonomi global tahun ini bakal minus 2,5 persen.

"Tapi terakhir, setelah itu, Bank Dunia mengatakan, David (Presiden Bank Dunia, David Malpass) mengatakan, minus 5 persen. Tapi terakhir, OECD, angkanya sudah berubah total lagi, sangat dinamis, harian ini, ketidakpastian ini harian, bukan mingguan, harian. Terakhir sudah berada pada angka minus 6 sampai minus 7,6 (persen). Betapa beratnya situasi ini," ujarnya.

Dia menambahkan, kondisi ekonomi negara-negara di dunia jauh lebih parah. OECD memperkirakan ekonomi Prancis tahun ini minus 17,2 persen, Inggris minus 15,4 persen, Jerman minus 11,2 persen, dan AS minus 9,7 persen.

"Minus semuanya, negara-negara minus, enggak ada yang plus semua. Padahal di awal, IMF itu memperkirakan (kita) masih plus, yang plus itu China, India, Indonesia," kata Jokowi.

Dia meminta kepada kepala daerah untuk pandai-pandai mengatur ekonomi dan kesehatan di tengah pandemi.

"Saya minta kepada para Gubernur agar rem dan gasnya ini diatur betul. Jangan sampai tidak terkendali. Nggak bisa kita ngegas yang hanya ekonominya saja enggak bisa, ya Covid-19nya juga nanti malah naik ke mana-mana, enggak bisa. Dua-duanya ini harus betul-betul di gas dan remnya diatur betul, semuanya terkendali semuanya," tegasnya.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar