Bisnis Menurun, Garuda Kesulitan Bayar Sewa Pesawat

Rabu, 15/07/2020 21:18 WIB
Maskapai Garuda Indonesia (Nikkei Asian Review)

Maskapai Garuda Indonesia (Nikkei Asian Review)

Jakarta, law-justice.co - Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengungkapkan bahwa biaya yang paling besar dikeluarkan oleh Garuda adalah untuk biaya sewa pesawat atau lessor. Namun, di tengah situasi bisnis yang menurun karena pandemi covid-19, Garuda pun mengalami keslutian untuk membayarnya.

"Di Garuda Indonesia itu, struktur biaya yang paling besar yang satu lessor," kata Irfan dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR seperti dikutip dari republika.co, Selasa (14/7/2020).

Irfan menjelaskan, Garuda Indonesia sudah melakukan diskusi dengan para lessor hampir selama tiga bulaa. Namun, hasil dari diskusi tersebut tak sepenuhnya berhasil, karena hanaya sebagain lessor saja yang terima.

"Kita diskusi apa pun sampai kita mengancamlah istilahnya. Kalau lo nggak mau ikutin gue, ambil ajalah itu pesawatnya. Sampai kepada level itu, tapi tampaknya semua lessor tidak ada yang mau ambil pesawat karena kondisi di luar juga tidak baik," ungkap Irfan.

Irfan mengakui, untuk biaya sewa pesawat, Garuda Indonesia harus mengeluarkan biaya sekitar 70 juta dolar AS. Sementara, dari diskusi yang dijalankan saat ini, Irfan menuturkan Garuda Indonesia baru berhasil meyakinkan beberapa lessor saja.

"Namun, kita berharap dapat kesepakatan penurunan biaya sewa pesawat di level 15 juta dolar AS hingga 20 juta dolar AS per bulan. Ini kalau kita kalikan 12 bulan, kita akan sampai 200 juta dolar AS penghematannya dari lessor ini," jelas Irfan.

Irfan mengatakan, saat ini Garuda Indonesia memiliki total 155 pesawat dari 26 penyewa. Selain itu, komisaris dan pemegang saham Garuda Indonesia juga meminta sesegera mungkin mengembalikan bombardier CRJ dan ATR karena tidak cocok dengan operasional yang dilakukan.

Sementara itu, Anggota Komisi VI DPR Andre Rosiade juga meminta Garuda Indonesia sebisa mungkin melakukan negosiasi dengan penyewa pesawat. "Ini harus bayar sekian triliun per bulan jadi bagaimanapun harus diupayakan biaya lessor bisa dipangkas," kata Andre.

 

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar