Menag: Ada Orang Stres & Radikal Manfaatkan Pandemi Sebar Kebencian

Rabu, 15/07/2020 10:25 WIB
Menag Fachrul Razi (Tirto.id)

Menag Fachrul Razi (Tirto.id)

Jakarta, law-justice.co - Menteri Agama (Menag), Fachrul Razi menyatakan ada segelintir orang yang memanfaatkan kondisi pandemi Covid-19 untuk menyebarkan kebencian di tengah masyarakat.

Hal itu dia sampaikan terkait belum seutuhnya ujaran kebencian bisa hilang dari tengah masyarakat.

Kata dia, tindakan itu muncul salah satunya disebabkan karena stres terlalu banyak di rumah akibat pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

“Misalnya ada kelompok-kelompok orang yang mungkin karena stres atau banyak di rumah atau memang juga sudah punya potensi untuk bersifat radikal, kemudian memanfaatkan situasi menyebarkan kebencian,” ujarnya seperti melansir cnnindonesia.com, Selasa 14 Juli 2020.

Dia tidak mengungkapkan kelompok mana yang kerap menyebarkan kebencian di tengah pandemi corona saat ini.

Meski begitu kata dia, orang yang melakukan tindakan tidak terpuji itu bisa diredam. Apalagi, masyarakat saat ini juga lebih paham dengan kondisi yang ada sekarang dan saling rukun antar umat beragama.

“Alhamdulilah tidak terlalu besar potensi ini (sebar kebencian). Kewajiban kita bersama lah untuk mencoba mengeliminasinya dengan sebaik-baiknya,” ungkap dia.

Di samping itu, Fachrul menyatakan terdapat banyak hal positif yang bisa diambil saat pandemi corona terjadi di Indonesia saat ini. Salah satunya, semangat gotong royong dan saling membantu satu sama lain terlihat jelas di tengah masyarakat tanpa memandang latar belakang agama atau kesukuan tertentu.

"Sehingga kita tidak peduli lagi kepada peralatan obat-obatan datang dari negara mana, atau pada di Indonesia misalnya kita tidak peduli pasien itu agamanya apa, dokter agamanya apa, perawat agamanya apa, kita semua bekerja bersama," kata dia.

Fachrul juga memprediksi bahwa wabah virus corona akan berlangsung lebih panjang di Indonesia. Terlebih lagi, saat ini vaksin dan obat buntuk menyembuhkan virus tersebut belum ditemukan oleh ahli-ahli Indonesia.

Melihat hal itu, Fachrul menekankan agar masyarakat terus menerapkan prinsip adaptasi kebiasaan baru untuk tetap aman beraktivitas di luar rumah.

"Supaya kehidupan tetap bisa berjalan, ekonomi tumbuh, kegiatan belajar tumbuh dan lain sebagainya, tapi kita semua aman dari Covid," kata dia.

Sebelumnya, Polda Metro Jaya memgakui marak penyebaran berita bohong alias hoaks dan ujaran kebencian di tengah pandemi virus Corona.

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus menyatakan pihaknya memiliki 14 bekas perkara dengan 10 orang tersangka yang sedang diusut akibat kasus ujaran kebencian saat pandemi.

"Mulai dari menghina Presiden, Menteri Kesehatan, hingga menyebarkan berita bohong terkait sebaran Covid-19," katanya awal bulan Mei lalu.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar