Setelah Hagia Sophia, Erdogan Siap Bebaskan Masjid Al Aqsa

Senin, 13/07/2020 20:18 WIB
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan (Thenational.ae)

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan (Thenational.ae)

Jakarta, law-justice.co - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah mengubah status Hagia Sophia dari museum menjadi masjid. Dia mengubah status museum Hagia Sophia yang telah diberlakukan sejak 1934. Setelah Hagia, Erdogan berjanji akan membebaskan Masjid Al Aqsa.

"Kebangkitan Hagia Sophia menandai pembebasan Masjid Al Aqsa," kata situs web Kepresidenan Turki seperti dikutip dari tempo.co, Senin (13/7/2020).

"Kebangkitan Hagia Sophia adalah batu loncatan umat Islam di seluruh dunia yang akan datang..kebangkitan Hagia Sophia adalah kebangkitan api harapan umat Islam dan semua yang tertindas, disalahkan, tertindas dan dieksploitasi," lanjutnya.

Namun, pidato dalam bahasa Turki itu diterjemahkan sedikit berbeda ke bahasa Arab dan Inggris. Dalam bahasa Arab pidato mengatakan bahwa mengubah Hagia Sophia menjadi masjid adalah bagian dari "kembalinya kebebasan al Aqsa".

Presiden Turki mengaitkan keputusan untuk menghidupkan kembali Islam dari Bukhara di Uzbekistan ke Andalusia di Spanyol. Terminologi ini, yang menghubungkan al Aqsa di Yerusalem dengan Hagia Sophia dan Spanyol. Dalam terjemahan Turki referensi yang sama ke Spanyol tampaknya tidak dimasukkan seperti dalam bahasa Arab.

Interior bangunan Hagia Sophia, di Istanbul, Turki, 10 Juli 2020. Banguna berusia sekitar 1.500 tahun itu termasuk dalam daftar Situs Warisan Dunia sebagai museum. Xinhua/Osman Orsal

Erdogan mengatakan Turki akan menyelenggarakan salat Jumat di Hagia Sophia pada 24 Juli nanti. Menurut Erdogan, pihaknya menerima segala pandangan orang atas perubahan fungsi Hagia Sophia ini, namun dia pun menekankan sikap yang berlebihan atas perubahan fungsi ini akan dianggap mencederai kemerdekaan Turki.

Hagia Sophia (Ayasofya dalam bahasa Turki) pada awalnya dibangun sebagai basilika bagi Gereja Kristen Ortodoks Yunani. Namun, fungsinya telah berubah beberapa kali sejak berabad-abad.

Kaisar Bizantium Constantius menugaskan pembangunan Hagia Sophia pertama pada tahun 360 M. Pada saat pembangunan gereja pertama, Istanbul dikenal sebagai Konstantinopel, mengambil namanya dari ayah Konstantius, Constantine I, penguasa pertama Kekaisaran Bizantium.

Kekaisaran Ottoman (Utsmaniyah), dipimpin oleh Kaisar Fatih Sultan Mehmed, yang dikenal sebagai Mehmed sang Penakluk, merebut Konstantinopel pada tahun 1453. Ottoman mengganti nama kota Konstantinopel menjadi Istanbul.

Dengan penaklukan Istanbul, Hagia Sophia dengan cepat menjadi ikon budaya, membawa warisan budaya Turki sampai hari ini.

 

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar