Jika AHY Jadi Menteri Jokowi, Pengamat: PDIP Terancam

Minggu, 12/07/2020 17:39 WIB
AHY dan Ibas (publiksatu)

AHY dan Ibas (publiksatu)

Jakarta, law-justice.co - Pengamat pollitik dan hukum dari Universitas Nasional (Unas) Jakarta, Saiful Anam menilai safari politik yang dilakukan AHY tidak lebih sekadar silaturahmi yang ingin menunjukkan dirinya sebagai penerus Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Dia juga ingin menunjukkan eksistensinya di dunia politik.

"Saya melihat safari politik AHY ke sejumlah tokoh akhir-akhir ini hanya seremoni dan ingin menunjukkan jati dirinya semata. Karena, pamor AHY yang masih minim di kancah politik di Tanah Air," kata Saiful Anam seperti dikutip dari sindonews, Sabtu (11/7/2020).

Menurutnya, langakh ynag dilakukan AHY untuk mendapat tempat di hati Jokowi, dengan imbal sebagai menteri. Apalagi, Wakil Sekjen Demokrat saat ini adalah
putri KH Ma`ruf Amin Siti Nur Azizah.

Namun, langkah itu dinilai akan sia-sia. Sebab, koalisi Kabinet Indonesia Maju yang begitu solid menjaga barisan, ada resistensi dari partai pendukung Jokowi.

"Saya melihat, ada pendekatan ke arah situ baik langsung maupun melalui putra putri KH. Ma`ruf Amin yang ada di Demokrat dan PKB. Upaya masuk kabinet lewat koalisi partai pendukung akan sangat sulit jadi kenyataan. Saya kira Jokowi tidak akan salah ambil Menteri. Ibu Megawati pun pasti akan lebih waspada kok. Karena bukan tidak mungkin Mega akan meninggalkan Jokowi," kata Saiful.

Masih menurut Saiful Anam, orang terdekat di lingkaran Jokowi perlu mengingatkan, bagaimana konstalasi politik ketika Megawati menjadi Presiden dan SBY menjadi Menkopolkamnya.

"Namun, kemudian SBY malah menjadi pemenang pada Pilpres 2004. Saat itu, saya kira ibu Megawati merasa `dikhianati` oleh SBY saat itu."

Saiful mengungkapkan perkiraannya bahwa hingga saat ini masih ada keengganan komunikasi politik antara Megawati terhadap SBY. Torehan yang begitu mendalam akibat peristiwa politik masa lampau yang sulit terlupakan.

"Ke depan, Ibu Megawati juga berkepentingan bahkan berkewajiban menjaga kecemerlangan karier politik Puan Maharani, yang sampai saat ini masih on the track. Tentu beliau tidak ingin putrinya yang sudah begitu panjang berjuang dan mengabdi mendapatkan hambatan menuju puncak karier politiknya, dengan kata lain tidak ingin masuk lubang yang sama untuk kedua kalinya," jelas Saiful.

"Perhitungan saya, jika Jokowi akan mengangkat AHY jadi menteri, itu seperti membesarkan anak macan yang bisa menerkam PDI Perjuangan pada Pilpres 2024 mendatang. Upaya AHY masuk ke kabinet akan terganjal kisah 2004 tersebut, dan tentu akan memecah belah parpol koalisi pemerintah," ungkapnya.

Karena itu dia menyarankan agar saat merombak kabinet, Jokowi harus tokoh dengan latar belakang ekonomi mikro, koperasi, dan UMKM. Sebab, yang dibutuhkan saat ini adalah pelaku usaha yang sangat mengerti bagaimana membangun ketahanan ekonomi masyarakat.

"Basis pemilih Jokowi kan di situ. Merekalah yang mesti disasar karena sektor tersebut terbukti mampu menjadi penyelamat ketahanan pangan dan ekonomi nasional disaat krisis. Tokoh seperti ini pasti ada di relawan Jokowi yang begitu banyak orang hebatnya," tutup Saiful.

 

(Nikolaus Tolen\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar