Survei: Tiga Orang Ini Kuat Capres 2024, Tak Ada Nama Anies Baswedan

Minggu, 12/07/2020 08:32 WIB
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan (DDTCNews)

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan (DDTCNews)

Jakarta, law-justice.co - Hasil survei yang dilakukan oleh Center for Political Communication Studies (CPCS) memberikan kejutan tersendiri. Pasalnya, hasil survei tersebut bebeda dengan hasil surveio beberapa lembaga survei yang selalu menampilkan nama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam jajaran teratas kandidit preisden 2024.

Hasil survei CPCS menempatka tiga tokoh seperti Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Ridwan Kamil sebagai kandidit kuat Capres 2024 nanti.

“Tiga tokoh muncul sebagai kekuatan utama dalam pertarungan memperebutkan posisi calon presiden 2024, yaitu Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil,” kata Direktur Eksekutif CPCS Tri Okta S.K melalui rilis pers, Minggu (12/7/2020).

Bahkan berdasarkan hasil survei ini, Prabowo yang sudah beberapa kali ikut pemilihan presiden masih berada di posisi yang paling kuat. Namun, jika dibandingkan dengan survei bulan Maret 2020, elektabilitasnya mengalami penurunan.

Menurut Okta, elektabilitas Prabowo mencapai 18,4 persen, turun dari survei sebelumnya sebesar 22,7 persen. Sebaliknya Ganjar dan Kang Emil sama-sama mengalami kenaikan yang sangat signifikan.

Menurut Survei Elektabilitas Ganjar naik dari 8,5 persen menjadi 13,5 persen, sedangkan Kang Emil naik dari 5,8 persen menjadi 11,3 atau hampir dua kali lipat. Demikian pula dengan urutan kedua gubernur tersebut, di mana Ganjar sebelumnya hanya berada di posisi keempat naik menjadi posisi kedua, dan Kang Emil naik dari posisi kelima kini berada di posisi ketiga.

Menurut Okta, kenaikan elektabilitas Ganjar dan Kang Emil tidak bisa dilepaskan dari posisi keduanya sebagai kepala daerah kaitannya dengan penanganan pandemi. Banyak kebijakan yang diserahkan oleh pemerintah pusat kepada daerah dalam pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan upaya lain seperti pembagian bansos dan penanganan kesehatan.

Hal ini terlihat pula dari kenaikan elektabilitas dua kepala daerah lainnya, yaitu gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan walikota Surabaya Tri Rismaharini. Elektabilitas Khofifah mencapai 3,4 persen, naik dari sebelumnya hanya 1,1 persen. Sedangkan Risma naik dari 2,9 persen menjadi 3,3 persen.

Pengecualian hanya dialami oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang turun dari 13,8 persen menjadi 10,6 persen. Demikian pula dengan posisinya yang anjlok dari urutan kedua kini hanya berada di posisi keempat.

“Meskipun Anies rutin tampil ke publik selama pandemi, tetapi persepsi yang berkembang ternyata berbanding terbalik,” jelas Okta.

Penurunan juga dialami oleh tokoh-tokoh yang tidak menjabat kepala daerah. Sandiaga Uno, mantan calon wakil presiden pasangan Prabowo, merosot dari 12,1 persen menjadi 9,3 persen dan tergeser dari posisi ketiga menjadi urutan kelima.

Demikian pula tokoh-tokoh berlatar belakang menteri dalam kabinet, yaitu Erick Thohir, Mahfud MD, dan Airlangga Hartarto. Erick turun dari 4,1 persen menjadi 3,1 persen, Mahfud dari 1,6 persen menjadi 1,4 persen, dan Airlangga dari 1,2 persen menjadi 1,0 persen.

Lalu ada ketua DPR Puan Maharani yang juga turun dari 3,6 persen menjadi 2,4 persen. Sedangkan ketua umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono sedikit mengalami kenaikan dari 1,4 persen menjadi 1,8 persen.

Lalu mantan Menteri Kelautan Susi Pudjiastuti, dari sebelumnya 0,6 persen naik menjadi 1,1 persen. Tokoh-tokoh lain hanya memiliki elektabilitas di bawah 1 persen, dan sisanya tidak tahu/tidak menjawab sebanyak 16,4 persen.

Survei CPCS dilakukan pada 21-30 Juni 2020, dengan jumlah responden 1200 orang mewakili seluruh provinsi di Indonesia. Survei dilakukan melalui sambungan telepon terhadap responden yang dipilih secara acak dari survei sebelumnya sejak 2019. Margin of error survei sebesar ±2,9 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen.

 

(Nikolaus Tolen\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar