Walau Utang Meningkat, Kemenkeu Sebut Aset Negara Naik Rp10.467,53 Triliun

Jum'at, 10/07/2020 19:30 WIB
Ilustrasi Keuangan. (Kompas)

Ilustrasi Keuangan. (Kompas)

Jakarta, law-justice.co - Bank Indonesia mencatat Utang Luar Negeri (ULN) pada akhir April 2020 tercatat sebesar 400,2 miliar dollar AS atau Rp 5.603 triliun (kurs Rp 14.000).

ULN Indonesia tersebut tumbuh 2,9 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada Maret 2020 sebesar 0,6 persen (yoy).

Utang tersebut terdiri dari utang sektor publik (Pemerintah dan bank sentral) sebesar 192,4 miliar dolar AS dan utang sektor swasta (termasuk BUMN) sebesar 207,8 miliar dolar AS.

Sementara itu, Direktur Barang Milik Negara (BMN) Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Kementerian Keuangan Encep Sudarwan menyebutkan aset negara meningkat dari Rp6.325,28 triliun menjadi Rp10.467,53 triliun setelah direvaluasi.

“Kok naik tinggi? Itu hasil revaluasi menaikkan aset sekitar Rp4 ribu triliun,” katanya dalam diskusi daring di Jakarta, Jumat, (10/7).

Encep mengatakan aset tersebut telah dilakukan audit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).

“Alhamdulillah sudah selesai diaudit BPK dan opininya WTP,” ujarnya.

Encep merinci berdasarkan jenisnya yaitu aset lancar naik 4,7 persen dari Rp437,87 triliun menjadi Rp491,86 triliun dan investasi jangka panjang naik 28,67 persen dari Rp2.877,28 triliun menjadi menjadi Rp3.001,2 triliun.

Kemudian aset tetap turut naik hingga 56,84 persen yakni mencapai Rp5.949,59 triliun dari sebelumnya Rp1.931,05 triliun dan aset lainnya Rp967,98 triliun.

Sementara untuk piutang jangka panjang yang semula Rp57,18 triliun menjadi Rp56,88 triliun setelah direvaluasi.

Encep menuturkan naiknya nilai aset total milik negara menjadi Rp10.467,53 menyebabkan kewajiban yang semula Rp4.917,47 triliun juga naik menjadi Rp5.340,22 triliun.

Tak hanya itu, ekuitas pemerintah yang sebelumnya sebesar Rp1.407,8 triliun kini menjadi Rp5.127,31 triliun.

“Akhirnya ekuitas kita, modal kita meningkat Rp4 ribu triliun. Itu hasil bagus revaluasi, meningkatkan aset dan non kuantitatif adalah memberikan pengelolaan lebih baik,” katanya.

(Ricardo Ronald\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar