Kasus Baru Covid-19 Bikin Rekor Lagi, Begini Penjelasan Pemerintah

Rabu, 08/07/2020 18:45 WIB
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Agus Wibowo (kanan) bersama Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto menyampaikan keterangan pers di Jakarta, Selasa (17/3/2020). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/hp.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Agus Wibowo (kanan) bersama Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto menyampaikan keterangan pers di Jakarta, Selasa (17/3/2020). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/hp.

Jakarta, law-justice.co - Kasus baru covid-19 pada tanggal 8 Juli 2020 hari ini membuat rekor baru. Pasalnya, kasus baru bertambah 1.853.

Angka tersebut menjadi angka tertinggi untuk kasus harian selama pandemi covid-19 terjadi. Sebelumnya, kasus baru tertinggi dalam satu hari hanya berada pada angka 1.600-an.

Penambahan 1.853 kasus baru itu membuat jumlah pasien covid-19 di Indonesia menjadi 68.079 kasus.

Terkait hal itu, juru bicara pemerintah untuk penanganan covid-19 Achmad Yurianto mengatakan bahwa penambahan 1.853 kasus baru ini didapat dari pemeriksaan 22.183 spesimen. Sebagian besar kasus merupakan pasien yang minim gejala atau sering disebut juga orang tanpa gejala (OTG).

"Penambahan kasus yang cukup banyak, 1.853, ini tidak serta-merta meningkatkan secara signifikan jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit. Karena sebagian besar kasus yang kita dapatkan ini adalah orang-orang yang dengan gejala minimal atau sangat sedikit sehingga tidak merasakan sakit," katanya dalam konferensi pers BNPB, Rabu (8/7/2020).

Dengan tingginya angka tersebut dia meminta agar para pasien segera melakukan isolasi mandiri.

"Kita meminta mereka melaksanakan isolasi secara mandiri dengan mematuhi secara ketat pedoman pelaksanaan isolasi mandiri di rumah agar tidak jadi sumber penularan baru di tengah-tengah masyarakat," lanjutnya.

Yuri mengatakan penambahan kasus baru Corona juga jadi gambaran masih ada masyarakat yang mengabaikan protokol kesehatan. Dampaknya mereka jadi bisa tertular atau menularkan penyakit ke orang lain.

"Gambaran ini memberikan tanda bagi kita bahwa sebagian masyarakat yang masih rentan tertular memang belum secara disiplin mematuhi protokol kesehatan," tutupnya.

 

(Nikolaus Tolen\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar