Rajai Asia Tenggara, Militer Indonesia Peringkat 16 Dunia

Minggu, 05/07/2020 10:00 WIB
Ilustrasi Pasukan Tempur TNI-AD (Merdeka)

Ilustrasi Pasukan Tempur TNI-AD (Merdeka)

Jakarta, law-justice.co - Global Fire Power menyebut kekuatan militer Indonesia berada di posisi 16 dari 137 negara di seluruh dunia.

Hal ini menunjukan pandemi virus Corona (Covid-19) yang terjadi di Indonesia, tidak menyurutkan kekuatan tempur Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Posisi ini menjadikan militer Indonesia menjadi nomor 1 di Asia Tenggara, bahkan mengungguli Singapura dan Malaysia.

Menanggapi itu, seperti melansir okezone.com, Menteri Pertahanan (Menhan), Prabowo Subianto memuji kekuatan militer Indonesia di tengah keterbatasan yang ada.

Menurut dia, kondisi Alat Utama Sistem Pertahanan (Alutsista) Indonesia saat ini disebut sudah lebih maju.

Kata dia, untuk meningkatkan kekuatan tempur, pihaknya fokus untuk mendatangkan pesawat tempur, kapal, dan radar, termasuk industri peluru dengan mendorong PT Pindad.

Dia optimistis Indonesia akan lebih mandiri di bidang alutsista dalam lima tahun ke depan.

Kemampuan personel militer Indonesia memang tidak bisa diragukan. TNI memiliki keterampilan dan kemampuan tempur yang banyak dipuji banyak negara.

Begitu pun jumlah alutsista tiga angkatan militer yang ada, Indonesia tergolong besar. Namun, kekuatan militer ini belum tentu mencerminkan ketahanan Indonesia tatkala harus menghadapi perang.

Disisi lain, DPR juga mengapresiasi Indonesia yang menempati urutan ke-16 kekuatan militer dunia.

Anggota Komisi I DPR Dave Akbarshah Laksono menyebut militer dalam negeri mumpuni karena jumlah personel TNI aktif mencapai 400.000 orang dan wilayah yang diamankan pun jauh lebih luas ketimbang negara tetangga.

Kata dia, di tengah meningkatnya eskalasi kawasan, termasuk di Laut China Selatan, penguatan militer memang hal yang tidak bisa ditawar.

Pasalnya menurut dia, ancaman Indonesia tinggi sehingga mengharuskannya memiliki kekuatan pertahanan yang mumpuni.

Namun menurut dia, jumlah personel dan banyaknya alutsista tidak lantas membuat militer sebuah negara dinilai kuat sehingga mampu menciptakan efek gentar pada lawan. Kuncinya adalah modernisasi alutsista.

Contohnya kata dia, Singapura, meskipun itu negara kecil dan personelnya sedikit, pengadaan alutsista di Singapura lebih cepat dan lebih lengkap.

Begitu juga Malaysia yang wilayahnya jauh lebih kecil ketimbang Indonesia.

Oleh karena itu, dia setuju dengan pandangan bahwa alutsista Indonesia masih perlu dimodernisasi, dilengkapi dan juga ditambah di setiap matra TNI. Begitu juga dengan pelatihan para personel TNI.

“Sekarang seberapa kuat komitmen pemerintah, seberapa besar keinginan pemerintah untuk mau memperkuat itu,” katanya.

(Ade Irmansyah\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar