Mutasi Virus Corona, Dampaknya Lebih Mengerikan

Selasa, 30/06/2020 21:01 WIB
Ilustrasi (Tribunnews)

Ilustrasi (Tribunnews)

law-justice.co - Para ilmuwan saat ini sedang berusaha memahami mutasi virus corona baru yang tersebar di seluruh dunia. Mutasi virus tersebut  diyakini beberapa orang dampaknya lebih mengerikan karena virus menjadi lebih menular, demikian diungkapkan sebuah penelitian.

Mutasi yang secara resmi disebut D614G atau "G" mempengaruhi protein lonjakan virus, yang merupakan struktur yang memungkinkannya untuk memasuki sel manusia. Semakin efektif protein lonjakan, semakin mudah memasuki tubuh inang.

Dilansir dari The Washington Post, penelitian mengatakan, mutasi mengubah asam amino 614 dari "D" (asam aspartat) menjadi "G" (glisin) yang mungkin membuat protein lonjakan lebih efektif sehingga meningkatkan daya menular virus. 

Para peneliti menemukan bahwa dari sekitar 50.000 genom virus baru yang diunggah ke database, sekitar 70 persen membawa mutasi.

“Studi epidemiologi dan data yang ada pada kami benar-benar menjelaskan mengapa [varian G] menyebar di Eropa dan AS sangat cepat, dan ini bukan kebetulan, ” kata Hyeryun Choe, seorang ahli virus di Scripps Research.

Choe adalah penulis utama dari penelitian, mengatakan ada beberapa alasan mengapa "G" lebih efektif dalam menyebarkan virus.

Dalam mutasi, bagian-bagian luar dari protein-protein yang berikatan dengan reseptor manusia lebih kecil kemungkinannya untuk putus, yang merupakan kesalahan dari SARS-CoV-2, virus yang berasal dari Cina yang menyebabkan COVID-19. Mekanisme yang salah membuat SARS-CoV-2 kesulitan menginvasi sel inang. 

Dia menambahkan bahwa "G" memiliki lebih banyak protein lonjakan, dan mengatakan alasan itu membuat mutasi 10 kali lebih menular dalam percobaan laboratorium. "Saya pikir mutasi ini terjadi sebagai kompensasi," kata Choe.

Mutasi juga ditemukan lebih menular dalam empat studi yang belum ditinjau oleh rekan sejawat. Satu studi yang dilakukan para ilmuwan di Los Alamos National Laboratory menyimpulkan bahwa pasien dengan mutasi "G" juga memiliki lebih banyak virus di tubuh mereka, membuat mereka lebih mungkin menularkannya ke orang lain, kata laporan itu.

Pihak lain menyatakan masih diperlukan lebih banyak penelitian untuk menentukan seberapa efektif mutasi dalam menyebarkan virus. "Intinya adalah, kita belum melihat sesuatu yang pasti," kata Jeremy Luban, seorang ahli virus di University of Massachusetts Medical School. (Fox News)

(Liesl Sutrisno\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar