Jokowi Marahi Menteri, Rizal Ramli: Kabinet Cuma Jadi Hadiah Pendukung

Senin, 29/06/2020 09:33 WIB
Presiden Jokowi dengan Rizal Ramli (pinterpolitik)

Presiden Jokowi dengan Rizal Ramli (pinterpolitik)

Jakarta, law-justice.co - Ekonom Senior, Rizal Ramli ikut berkomentar terkait marahnya Presiden Jokowi terhadap kinerja para menteri ditengah kondisi pandemi saat ini.

Awalnya Deputi Balitbang DPP Partai Demokrat Syahrial Nasution menyatakan bahwa Presiden Joko Widodo tampak jengkel dan kesal karena ada ketidaksamaan perasaan antara presiden dan para menteri dalam mengatasi masalah corona.

Di mana masalah ini langsung mengena pada 267 juta rakyat Indonesia.

“Tidak ada progress signifikan yang dilakukan dalam menghadapi krisis Covid-19,” terangnya dalam akun Twitter pribadi.

Pernyataan itu langsung direspon Rizal Ramli. Menurutnya ketidaksamaan perasaan itu merupakan hal lumrah. Sebab, cara memilih para menteri memang tidak profesional.

Akibatnya kata dia, para menteri memiliki keberpihakan kepada rakyat yang rendah, kapasitas yang payah, dan kebanyakan tidak memiliki track record yang mampu mengubah krisis menjadi kekuatan.

"Wong posisi kabinet hanya untuk hadiah2 pendukung politis & finansial 😀 Keberpihakan kepada rakyat rendah, kapasitas payah, kebanyakan tidak memiliki track record bisa ‘turn-around’(mengubah jadi lebih baik) secara makro dan korporasi. Eh udah gitu, masih ada yg aji mumpung 😀" kicaunya di twitter.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo akhirnya menunjukan kejengkelannya terhadap kinerja para menteri ditengah kondisi pandemi saat ini.

Hal itu terungkap dari video yang tayang di akun YouTube Sekretariat Presiden, Minggu (28/6/2020).

Video tersebut adalah pidato pembukaan Presiden Joko Widodo pada sidang kabinet paripurna di Istana Negara, Jakarta, Kamis (18/6/2020).

Dalam video itu, awalnya Jokowi membuka pidatonya dengan nada tinggi.

Dia terlihat marah lantaran banyak menterinya yang masih menganggap situasi pandemi saat ini bukan sebuah krisis.

"Saya lihat, masih banyak kita ini yang seperti biasa-biasa saja. Saya jengkelnya di situ. Ini apa enggak punya perasaan? Suasana ini krisis!" ujar Jokowi dalam video tersebut.

Akibatnya ancaman perombakan atau reshuffle kabinet tiba-tiba muncul di tengah pandemi Covid-19.

Kata dia, reshuffle akan dilakukan bagi menterinya yang masih bekerja biasa-biasa saja.

Oleh karenanya dia mendesak para pembantunya untuk bekerja yang maksimal demi mengantisipasi kondisi ini.

"Langkah extraordinary ini betul-betul harus kita lakukan. Dan saya membuka yang namanya entah langkah politik, entah langkah kepemerintahan. Akan saya buka. Langkah apapun yang extraordinary akan saya lakukan. Untuk 267 juta rakyat kita. Untuk negara. Bisa saja, membubarkan lembaga. Bisa saja reshuffle. Sudah kepikiran ke mana-mana saya. Entah buat Perppu yang lebih penting lagi kalau memang diperlukan. Karena memang suasana ini harus ada, suasana ini, (jika) Bapak Ibu tidak merasakan itu, sudah," tegasnya.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar