Waketum MUI Setuju Lakukan Boikot Unilever Jika Tetap Dukung LGBT

Minggu, 28/06/2020 13:28 WIB
Wakil Ketua Umum MUI Pusat, KH Muhyiddin Junaidi. (JPNN).

Wakil Ketua Umum MUI Pusat, KH Muhyiddin Junaidi. (JPNN).

Jakarta, law-justice.co - Majelis Ulama Indonesia (MUI) meminta kepada masyarakat agar meningkatkan kewaspadaannya terhadap kelompok-kelompok, baik perusahaan atau non government organization (NGO) yang berada di belakang kelompok lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT).

Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Muhyiddin Junaidi mengatakan, terutama perusahaan Unilever yang sudah terkenal, baik di Indonesia maupun skala dunia.

“Ada kelompok yang meminta embargo Unilever, iya itu hak publik untuk menentukan dan MUI pun sepakat untuk melakukan itu. Bahwa apabila kita sudah melakukan klarifikasi dan warning (namun tetap saja), baru kita menentukan sikap (boikot produk Unilever),” katanya seperti melansir Indonesiainside.id, Jumat 26 Juni 2020.

Kata dia, pihaknya bakal meminta keterangan langsung dari Unilever agar tidak salah dalam menentukan kebijakan akhir.

“Seandainya betul-betul ada pernyataan publik dari Unilever terkait dukungannya terhadap LGBT, baru kita mengambil sikap yang tegas,” ujarnya.

Menurut dia, momentum ini merupakan peluang besar umat Islam untuk memasarkan produk yang serupa dengan Unilever.

Pasalnya kata dia, umat Islam juga bisa mencari produk-produk lain tanpa harus membeli produk Unilever.

“Unilever seharusnya faham betul perasaan umat Islam. Dukungan Unilever terhadap LGBT sangat mencederai perasaan umat Islam, karena bagaimanapun perusahaan ini mendapatkan keuntungan yang sangat besar (dari umat Islam),” tegasnya.

Sebelumnya, Perusahaan Multinasional Unilever secara terang-terangan menyatakan dukungan terhadap kelompok Lesbian Gay Biseksual Transgender Queer (LGBTQ+).

Dukungan terbuka ini disampaikan Unilever melalui akun Instagram resminya pada 19 Juni 2020 lalu. Pernyataan disampaikan dalam rangka peringatan bulan dukungan kepada kaum LBGT.

"Kami berkomitmen untuk membuat kolega LGBTQI+ kami bangga dengan kami, seperti kami. Itu sebabnya kami mengambil tindakan bulan Pride ini. Inisiatif-inisiatif hanyalah permulaan. Keragaman kita sebagai manusia adalah yang membuat kita lebih kuat. Inklusi untuk semua adalah apa yang akan membuat kita lebih baik," tulis Unilever di Instagram seperti dilansir law-justice Jumat, 26 Juni 2020.

Pernyataan terbuka unilever ini sontak membuat netizen asal Indonesia melayangkan protes dan langsung mengancam akan memboikot produk-produk perusahaan tersebut.

Netizen asal Indonesia yang merasa geram tetap mengomentari postingan tersebut, meski pernyataan tersebut bukan diunggah oleh akun Unilever Indonesia melainkan Unilever Internasional.

Akibatnya gelombang ajakan melakukan boikot juga bergema di kolom komentar selain menyayangkan sikap perusahaan tersebut.

Menanggapi itu, Governance and Corporate Affairs Director Unilever Indonesia, Sancoyo Antarikso buka suara.

Dalam keterangan resminya, dia menegaskan kalau perusahaannya menghormati budaya dan norma di Indonesia.

"Kami selalu menghormati dan memahami budaya, norma, dan nilai-nilai setempat. Oleh karena itu, kami akan selalu bertindak dan menyampaikan pesan-pesan yang sesuai dengan budaya, norma, dan nilai-nilai yang berlaku di Indonesia," tegasnya.

Kata dia, perusahaannya beroperasi di lebih dari 180 negara dengan budaya yang berbeda. Secara global dan di Indonesia, Unilever percaya pada keberagaman dan lingkungan yang inklusif.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar