Muslim PDIP Lebih Banyak Dibanding Pendukung Khilafah yang Rusak NKRI

Minggu, 28/06/2020 10:05 WIB
Anggota DPR RI dari Fraksi PDIP, Budiman Sudjatmiko (Publiksatu.com)

Anggota DPR RI dari Fraksi PDIP, Budiman Sudjatmiko (Publiksatu.com)

Jakarta, law-justice.co - Politisi PDI Perjuangan, Budiman Sudjatmiko ikut berkomentar terkait peristiwa pembakaran bendera PDIP oleh massa Aliansi Nasional Antikomunis NKRI (Anak NKRI) saat berunjuk rasa menolak RUU HIP di depan gedung DPR RI, Rabu (24/6).

Kata dia lewat akun twitter pribadinya, lebih banyak muslim yang bernaung di partainya tersebut, daripada pendukung khilafah, yang ingin menghancurkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Dalam kicauannya tersebut, dia mengawali dengan mencontohkan satu nama kader PDI Perjuangan yang kini duduk sebagai anggota DPRD Jawa Barat.

Kata dia, kader bernama lengkap Muhammad Jaelani tersebut menyandang gelar pendidikan sarjana agama.

"Kang Muhammad Jaenudin, Sarjana AGAMA, anggota Fraksi @PDI_Perjuangan DPRD Jabar. Lantas pendukung2 khalifah itu mencatut nama umat Islam u/ memusuhi PDI Perjuangan. Jauh lebih banyak Muslim di PDI Perjuangan drpd yg pro khilafah, yg mau menghancurkan NKRI," kicaunya di twitter.

Dia kemudian juga banyak meneruskan kicauan sejumlah tokoh terkait fitnah yang dialamatkan pada partai pimpinan Megawati Soekarnoputri, lewat Rancangan Undang-Undang Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP).

Salah satunya adalah kicauan Zulfery Yusal Koto, atau lebih dikenal dengan panggilan Ferry Koto.

Aktivis gerakan koperasi dan pemberdayaan ekonomi rakyat ini mengingatkan generasi muda akan pengalaman masa lalu.

Menurut pegiat media sosial ini, di era Orde Baru sosok yang keislamannya tidak diragukan sekalipun, dapat dituding komunis.

Ferry membandingkan dengan kondisi yang dialami PDI Perjuangan saat ini.

"Untuk generasi milenial, dan generasi old yg buta sejarah, sy kasih tahu. Jangankan PDI Perjuangan, di era Orba, tokoh yg nyata2 tak diragukan keislamannya, HMI tulen sampai ke tulang2nya, alm kanda Adi Sasono bisa dituduh Komunis/simpatisan PKI. Tahu ndak kalian?," kicaunya di twitter.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar