Isak Tangis Warnai Pelepasan Petani Medan Jalan Kaki Temui Jokowi

Jum'at, 26/06/2020 20:19 WIB
ratusan petani dari Sumut jalan kaki ke Jakarta temui Jokowi (Tribunnews)

ratusan petani dari Sumut jalan kaki ke Jakarta temui Jokowi (Tribunnews)

Medan, law-justice.co - Konflik agraria dengan PTPN II yang tak terselesaikan membuat ratusan petani dari Sumatera Utara nekat temui Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Jakarta dengan berjalan kaki. Saat pelepasan dari Medan, isak tangis keluarga pun pecah. Meski yang lainnya tak ke Jakarta mereka tetap memberikan dukungan.

"Semangat ya, semangat kalian semua," teriak seorang ibu kepada ratusan petani yang bergerak menuju Istana. "Hidup petani," balas yang lain seperti dikutip dari tribunnews.

Mereka berjalan dari arah Simalingkar menyusuri Jalan Jamin Ginting dengan berjalan kaki dan berkumpul tepat di bawah Fly Over Jamin Ginting. Mereka juga membawa spanduk yang bertuliskan "Negara harus lindungi Petani, "Kami Percaya Presiden Jokowi Masih Punya Hati Nurani Untuk Masyarakat", "Bubarkan PTPN II"

Dewan Pembina Serikat Petani Simalingkar dan Mencirim Bersatu Aris Wiyono, mengatakan aksi itu sebagai bentuk protes terhadap pemerintah karena areal lahan dan tempat tinggal mereka sejak 1951 telah digusur paksa oleh korporasi PTPN II. Petani yang digusur adalah Dusun Bekala Desa Simalingkar A dan Desa Sei Mencirim, Kabupaten Deliserdang.

"Aksi kita hari ini adalah aksi jalan kaki ke Jakarta terkait penanganan kasus konflik agraria yang tak kunjung selesai di Sumatera Utara ini. Terutama dari kami dari Serikat Petani Simalingkar Bersatu dan Mencirim Bersatu," jelasnya.

Dia juga mengungkapkan bahwa lahan yang digusur mencapai lebih dari 854 hektar dan area petani yang tergabung STMB seluas kurang lebih 80 hektar.

"Terkait sertifikat hak milik, artinya ini ada ketidakadilan dan pemerintah daerah diam. Kemudian para pengusaha sudah berkonspirasi jahat dengan beberapa oknum tentunya di lingkungan aparat dan preman sehingga ini jadi kekuatan layrn untuk melawan masyarakat petani," tuturnya.

Dia berharap dengan aksi jalan kaki tersebut, Presiden Jokowi bisa menyelesaiakn maslaah mereka.

"Ini yang kemudian aksi jalan kaki dari Medan kami lakukan, intinya adalah untuk mencari keadilan untuk keberlangsungan hidup anak cucu," jelas Aris.

Tak hanya anak muda, turut ikut dalam aksi jalan kaki itu adalah seorang nenek usia 63 tahun, Sura Boru Sembiring. Petani warga Dusun IV Namorumbe Julu, Kecamatan Kutalimbaru itu nekat ikut karena rumahnya ikut dirubuhkan PTPN II.

"Udah sudah beberapa kali dikompasi ladang kami, dikeluarkan dari rumah, terus dirobohkannya rumah kami di pinggir Sungai Rambe Sei Mencirim," katanya.

Dia mengaku kini dia harus tinggal di rumah adiknya karena tak punya tempat tinggal lagi.

"Karena sudah beberapa kali disiksa pemerintah kayak gini, berulang kali. Enggak tahan lagi aku makanya nekat pergi, ya ditahankan lah biar sampai ke Presiden. Sekarang saya numpang tinggal di rumah adik saya," ungkapnya.

Dia berharap, dengan kehadirannya Presiden Jokowi dapat mengembalikan tanah yang pernah ditinggalinya.

"Semoga Bapak Jokowi memberikan lahan untuk kami nanam tanaman supaya bisa kami makan," tutup dia.

(Nikolaus Tolen\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar